Dituduh Gencar Lakukan Greenwashing, Ini Penjelasan Adaro

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten tambang, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membantah greenwashing dari proyek smelter aluminium yang menggunakan pembangkit listrik batu bara di Kalimantan Utara (Kaltara).

Read More

Seperti diketahui, Adaro Energy sedang mencari pendanaan dari bank internasional untuk membiayai proyek aluminium senilai USD 2 miliar. Hal itu di protes oleh aktivis lingkungan. 

Greenwashing merupakan strategi pemasaran untuk mencitrakan perusahaan yang ramah lingkungan namun dianggap menipu pelanggan. Perusahaan mengkampanyekan produknya ramah lingkungan atau sekadar mengikuti tren.

Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat menjelaskan, perseroan akan bertransisi pada energi hijau. Terkait alasan bahan baku masih dari bati bara lantaran pembangkit hydronya baru jadi pada 2030 mendatang.

“Kita mau bilang kita bukan greenwashing, jelas-jelas kita bilang kok aluminium. Ini akan dibangun pembangkitnya dari batu bara, kenapa dari batu bara karena hydro baru jadi 2030,” ujarnya dikutip Kamis (11/5).

Christian mengungkapkan, sebesar 75% dari smelter aluminium di dunia masih menggunakan pembangkit batu bara. Sisanya sebesar 25% memakai pembangkit listrik berbasis hydro atau air di Rusia, Kanada, dan Brasil.

“Kita suatu hari mau buat yang namanya green aluminium tapi butuh waktu untuk nyampe sana, sampai hydro kita jadi,” tuturnya.

Menurutnya, smelter aluminium Adaro Minerals yang dibangun di Indonesia bertujuan agar tidak lagi mengimpor aluminium batangan (ingot). Pasalnya, saat ini Indonesia masih impor hampir 1 juta ton aluminium. Pembangunan proyek tersebut harapannya akan membantu ketergantungan impor.

“Kita nggak bohongin orang bilang bahwa ini green aluminium, akan green aluminium tapi ada stepnya,” tegasnya.

Ia menyebut, kemampuan produksi aluminium dalam negeri nantinya bisa menghemat devisa impor yang menembus USD 2,5 miliar per tahunnya. Jika smelter tersebut sudah rampung, nantinya kebutuhan aluminium hingga 1 juta ton akan terpenuhi.

“Kita bukan gak mau green, kita mau green, pasti mau green tapi semua ada prosesnya,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Terima ‘Setoran’ Triliunan, Saudara Menteri Ini Makin Kaya!


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts