penyebabsakit.com

Dituntut Rp1 T, Hingga Harta Lenyap Rp864 T

Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah orang kaya raya mewarnai pasar finansial dalam dan luar negeri di pekan ini. Tetapi bukan kabar baik, tetapi mengalami masalah hukum, hingga harta kekayaan yang lenyap ratusan triliun rupiah.

Dari dalam negeri, Bank OCBC NISP melaporkan jajaran manajemen kunci dan pemegang saham PT Hari Mahardika Utama (HMU) ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Salah satu nama yang dilaporkan adalah, Susilo Wonowidjojo yang juga merupakan pemilik PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana pemalsuan surat, penipuan dan tindak pidana pencucian uang. Bank OCBC NISP juga melaporkan Direksi dan Komisaris PT Hair Star Indonesia (PT HSI), yang sebelumnya merupakan anak perusahaan PT HMU yang telah merugikan Bank OCBC NISP berupa kredit macet hingga senilai kurang lebih Rp 232 Miliar dan total sekitar Rp 1 Triliun di beberapa Bank lainnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Susilo Wonowidjojo merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Menurut Forbes, ia menempati urutan ke-14 orang terkaya RI dengan harta senilai US$ 3,5 miliar atau setara sekitar Rp 51 triliun.

Susilo Wonowidjojo kerap dikenal dengan Cai Daoping, merupakan anak ketiga dari Tjoa Jien Hwie alias Surya Wonowidjojo pendiri dari GGRM. Melansir laman resminya, GGRM telah berdiri sejak 1958 di Kediri, Jawa Timur.

Sementara dari luar negeri, Gautam Adani, orang terkaya Asia dan ketiga dunia menjadi perhatian utama. Dalam 10 hari, kekayaan Adani merosot hingga US$ 58 miliar atau sekitar 864 Triliun (kurs Rp 14.899/US$). Akibatnya, Adani merosot ke urutan 17 orang terkaya di dunia, berdasarkan Forbes Real Time Billionaire, kekayaan kini sebesar US$ 61,9 miliar.

Lenyapnya kekayaan konglomerat asal India ini terjadi akibat anjloknya sejumlah perusahaan miliknya yang tergabung dalam Adani Group. Hal ini terjadi pasca dirilisnya laporan oleh Hindenburg Research yang menuduh kerajaan bisnis yang dikendalikan Gautam Adani melakukan manipulasi saham.

Hindenburg Research, hedge fund dengan strategi short selling yang sebelumnya sempat menginvestigasi sejumlah perusahaan SPAC dan kripto, kini membidik taipan terkaya sebagai sasaran baru.

Pada Rabu (25/1) pekan lalu, tepat saat pasar saham India dibuka, Hindenburg mengeluarkan laporan panjang yang mengklaim bahwa Adani melakukan “penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan.”

Dalam laporannya, Hindenburg menuduh Adani Group melakukan “manipulasi saham dan bersekongkol melakukan penipuan akuntansi” yang telah dijalankan selama beberapa dekade.

Penipuan dan persekongkolan tersebut, menurut Hindenburg, sebagian dilakukan melalui labirin perusahaan cangkang. Laporan tersebut juga mencatat bahwa Grup Adani sebelumnya telah diselidiki atas tuduhan korupsi, pencucian uang, dan pencurian dana pembayar pajak oleh otoritas terkait di India.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bos Gudang Garam Bangun Bandara, Sahamnya Kok Ambles 25%?

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version