Dolar Menguat, Gimana Efeknya ke Bisnis Batu Bara? Ini Kata Bos Bayan


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo menilai penguatan dolar AS terhadap emiten batu bara di dalam negeri tidak terlalu berdampak signifikan. Terutama, bagi kinerja keuangan perusahaan di tahun 2023.

Alex mengakui produksi batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) selama ini sebesar 75% ditujukan untuk pasar ekspor. Namun demikian, kenaikan dolar tidak terlalu berdampak, lantaran pengeluaran perusahaan juga menggunakan dolar.

“Kenaikan dolar tidak berdampak signifikan karena pengeluaran kita juga dengan dolar juga. Jadi gak terlalu signifikan, bahkan pajak pun royalti masih ada acuan dolar,” kata dia dalam acara Mining Outlook 2024 CNBC Indonesia, Jumat (2/2/2024).

Ia pun menilai prospek permintaan batu bara asal Indonesia masih akan cukup stabil di tahun 2024. Khususnya permintaan yang berasal dari China, India, dan Eropa.

“Domestik juga terjadi kenaikan permintaan karena ada juga PLTU baru. Jadi secara permintaan menunjukkan tanda-tanda stabil walaupun tidak sesignifikan itu,” ujarnya.

Sebagai informasi, melansir data Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup ke level Rp 15.655 per US$. Ini melemah dibandingkan per 1 Januari yang berada di level Rp 15.395 per US$. Namun secara mingguan, rupiah terapresiasi 1,01%.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bayan Beberkan Masa Depan Bisnis Batu Bara di Indonesia

(wia)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts