Dolar Menguat Lagi ke Rp 16.215, Terparah Sejak Pandemi Covid


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah sikap hawkish bank sentral AS (The Fed) dan eskalasi perang Iran dan Israel.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup turun 0,28% di angka Rp16.215/US$ pada hari ini (17/4/2024). Posisi ini merupakan yang terparah sejak 6 April 2020.

Sementara DXY pada pukul 15:03 WIB turun tipis ke angka 106,21 atau melemah 0,04%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (16/4/2024) yang berada di angka 106,25.



Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan perlu lebih banyak waktu untuk memastikan pemangkasan suku bunga. Dalam diskusi panel di acara Washington Forum on the Canadian Economy, Washington, D.C. pada Selasa waktu AS (16/4/2024) ia mengatakan perekonomian AS belum melihat inflasi kembali sesuai target bank sentral yakni di kisaran 2%.

“Data yang lebih baru menunjukkan pertumbuhan yang solid dan kekuatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja, namun juga kurangnya kemajuan lebih lanjut sepanjang tahun ini karena kembalinya target inflasi 2%,” kata Powell dikutip dari CNBC International.

Senada dengan pernyataan para pejabat bank sentral baru-baru ini, Powell mengindikasikan tingkat kebijakan saat ini kemungkinan besar akan tetap berlaku sampai inflasi mendekati target 2%.

Data terbaru jelas tidak memberikan kita kepercayaan yang lebih besar, dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk mencapai kepercayaan tersebut,” katanya dalam forum bank sentral.

Tidak hanya The Fed, tekanan terhadap rupiah juga datang dari memanasnya konflik timur tengah antara Iran dan Israel.

Drone Iran menyerang Israel pada Sabtu pekan lalu (15/4/2024). Serangan drone tersebut yang merupakan serangan langsung pertamanya terhadap wilayah Tel Aviv. Ini berisiko meningkatkan eskalasi regional karena Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan “kuat” kepada Israel.

Ketegangan di Timur Tengah akan meningkatkan ketidakpastian global sehingga investor menahan diri atau memilih aset aman seperti dolar AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Data Ketenagakerjaan AS Membaik, Rupiah Melemah Tipis

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts