Dua Faktor Ini Buat Rupiah Menguat, Dolar Stabil Rp15.505


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data cadev Indonesia mengalami kenaikan hingga data klaim pengangguran AS bertambah.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat tipis di angka Rp15.505/US$ atau terapresiasi 0,03%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi Kamis (7/12/2023) sebesar 0,13%. Sedangkan secara mingguan, rupiah melemah 0,16% terhadap dolar AS.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada 15.08 WIB naik 0,21% menjadi 103,75. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (7/12/2023) yang berada di angka 103,54.


Sentimen positif membanjiri pasar keuangan domestik yang datang dari internal maupun eksternal.

Dari dalam negeri, kemarin (7/12/2023), Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa (cadev) yang tercatat bertambah US$5 miliar menjadi US$138,1 miliar. Hal ini disebabkan karena penerbitan global bond dan penarikan utang dalam bentuk valas.

Naiknya cadev ini dapat menjadi bumper yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika rupiah mengalami depresiasi. Dengan kata lain, cadev dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Selain itu, hari ini (8/12/2023) BI juga merilis data kepercayaan konsumen yang menunjukkan lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di angka 123,6 atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya di angka 124,3.

Beralih ke luar negeri, jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan pengangguran naik tipis sebesar 1.000 menjadi 220.000 pada pekan yang berakhir tanggal 2 Desember, sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 222.000, namun menandai angka tertinggi kedua sejak September.

Hasil ini memperpanjang tren saat ini dimana pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda penurunan dari tingkat pengetatan yang terlihat pada awal tahun.

Data klaim pengangguran awal melengkapi data pekerja yang sebelumnya telah dirilis sebagai acuan investor memproyeksi kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserves (The Fed).

Pada dasarnya, data tersebut cukup baik yang mengindikasikan inflasi AS dapat ditekan dan potensi The Fed untuk menaikkan suku bunga akan menjadi sangat kecil.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts