Duh.. Gegara Pejabat The Fed Harga Minyak Anjlok 1%

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia turun 1% karena para pelaku pasar khawatir akan kemungkinan resesi Amerika Serikat. Kekhawatiran itu melebihi kabar baik dari pencabutan pembatasan mobilitas di China.

Read More

Pada perdagangan rabu (18/1/2022) harga minyak Brent tercatat US$84,89 per barel, turun 1,1% dibandingkan posisi sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,9% menjadi US$79,48 per barel.


Pasar pada awalnya bereaksi positif terhadap data AS, yang menunjukkan penjualan ritel dan produksi manufaktur turun lebih dari perkiraan pada Desember.

Kemudian berbalik rugi karena komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve (Fed) AS yang memicu kekhawatiran bahwa bank sentral mungkin tidak menghentikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Namun, Presiden Fed St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan suku bunga perlu naik melampaui 5% untuk mengendalikan inflasi.

Pada awal sesi perdagangan harga minyak dibuka positif didukung oleh kabar pertumbuhan ekonomi China yang berada di atas ekspektasi setelah negara tersebut mulai kembali kebijakan nol-Covid pada awal Desember.

Pencabutan pembatasan China akan meningkatkan permintaan minyak global ke rekor tertinggi tahun ini, menurut Badan Energi Internasional (IEA).

Di sisi lain, sanksi batas harga terhadap Rusia dapat mengurangi pasokan. Rystad Energy, seorang konsultan, mengatakan efek sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia setelah 1,5 bulan embargo Uni Eropa dan pembatasan harga G7 tidak separah yang diperkirakan beberapa orang.

Sementara itu, analis memperkirakan penarikan stok minyak mentah AS sekitar 600.000 barel pekan lalu, jajak pendapat Reuters menunjukkan, yang dapat memberikan beberapa dukungan harga .

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Bukan Kabar Baik, Harga Minyak Dunia Melesat 5% Lebih

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts