Emiten Delisting? Ini Cara BEI Lindungi Dana Investor Ritel

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Efek Indonesia (BEI) selalu regulator terus berupaya melindungi para investor pasar modal yang saat ini dananya terjebak pada emiten yang terkena potensi delisting atau porces delisting.

Read More

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membahas hal tersebut untuk melindungi investor ritel.

Salah satu upaya yang terus dilakukan, kata Nyoman, dengan memanggil emiten-emiten yang terkena suspensi atau diberhentikan sementara perdagangan sahamnya untuk diajak bicara.

Meskipun demikian, Ia mengaku, beragam kendala ditemui yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti misalnya tidak ada tanggapan oleh para direksi lantaran sudah berganti susunan manajemen hingga kantor yang sudah tidak beroperasi.

“Banyak dari panggilan yang tidak ditanggapi lantaran sudah berganti susunan direksi atau bahkan kantornya sudah tidak ada,” ungkapnya saat ditemui di gedung BEI Jakarta, dikutip (13/10).

Nyoman Yetna melanjutkan lebih jauh, para emiten-emiten potensi delisting harus tetap bertanggung jawab pada para pemegang saham publik. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan buyback saham.

Sebagai informasi, emiten-emiten yang berpotensi delisting diantaranya, PT Armidian Karyatama Tbk. (ARMY), PT Bhakti Agung Propertindo Tbk. (BAPI), PT Cowell Development Tbk. (COWL), PT Jaya Bersama Indo Tbk. (DUCK), PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY), PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY).

Selanjutnya, PT Forza Land Indonesia Tbk. (FORZ), PT Goden Plantation Tbk. (GOLL), PT Hotel Mandarine Regency Tbk. (HOME), PT Sky Energy Indonesia Tbk. (JSKY), PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (KBRI), PT Steadfast Marine Tbk. (KPAL), PT Cottonindo Ariesta Tbk. (KPAS), PT Grand Kartech Tbk. (KRAH), PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (LCGP).

Selain itu, PT Marga Abginaya Abadi Tbk. (MABA), PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. (MAGP), PT Mas Murni Indonesia Tbk. (MAMI), PY Capitalinc Investment Tbk. (MTFN), PT Mitra Pemuda Tbk. (MTRA), PT Hanson International Tbk. (MYRX), PT Nipres Tbk. (NIPS), PT Sinergi Megah Internusa Tbk. (NUSA), PT Polaris Investama Tbk. (PLAS), PT Pool Advista Indonesia Tbk. (POOL), PT Rimo Internasional Lestari Tbk. (RIMO),

Serta, PT Siwani Makmur Tbk. (SIMA), PT Notrhcliff Citranusa Indonesia Tbk. (SKYB), PT Sugih Energy Tbk. (SUGI), PT Tridomain Performance Materials Tbk. (TDPM), PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM), PT Triwira Insanlestari Tbk. (TRIL), dan PT Nusantara Inti Corpora Tbk. (UNIT).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


20 Saham Ini Jadi Penggerak Utama IHSG Sepanjang April 2023

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts