Estafet Bisnis Perbankan Taipan RI Dimulai, Ini Penerusnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah grup konglomerasi raksasa RI tercatat memiliki lini bisnis perbankan yang berfungsi melengkapi ekosistem mereka. Para konglomerat pun sudah mulai estafet bisnis konglomerasi ini kepada generasi kedua.

Read More

Seperti bank raksasa milik Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Kemudian, ada Grup Salim yang memiliki PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), Grup Panin dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN), Grup CT Corp dengan Bank Mega (MEGA) hingga Karmaka Surjaudaja (Kwee Tjie Hoei) dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).

Executive Director Salim Group Axton Salim pun kemarin muncul pada peluncuran Bank Ina digital (Bina). Produk tersebut bertujuan membantu digitalisasi masyarakat khususnya para pelaku UMKM dan menyediakan tiga layanan mulai dari tabungan digital, pinjaman digital Bina dan Standar National Open API Pembayaran (SNAP).

Axton sendiri adalah generasi ketiga pemegang estafet bisnis Salim Group. Ia merupakan cucu dari Sudono Salim pendiri beberapa perusahaan terkemuka seperti Indofood, Indomobil, Indocement (sebelum diakuisisi HeidelbergCement Group), Bank BCA (sebelum diakuisisi Grup Djarum), hingga Indomaret.

Untuk dapat meneruskan estafet bisnis Grup Salim, sosok yang diketahui lulusan Colorado University di Amerika Serikat ini, terus menjajaki berbagai jabatan di perusahaan internasional maupun perusahaan milik Grup Salim.

Selain Axton, ada beberapa penerus estafet bisnis konglomerasi di lini perbankan. Lantas, siapa saja mereka?

Armand Wahyudi Hartono

Armand Wahyudi Hartono merupakan Wakil Presiden Direktur BCA. Ia merupakan putra dari Robert Budi Hartono, pemilik Grup Djarum dan yang juga merupakan orang terkaya di RI nomor 1, menurut Forbes.

Adapun Grup Djarum sudah menguasai BBCA sesaat pascakrisis ekonomi Asia 1997-1998, dengan mengambil alih perusahaan dari genggaman konglomerat kaya raya lainnya yakni Grup Salim.

Per 31 Juli 2023, Armand tercatat menggenggam sebanyak 0,002% saham BBCA.

Mengutip dari wallmine.com, sebelumnya dia menempuh pendidikan di California State University pada 1996 dan memperoleh gelar Master of Science di bidang Engineering Economic-System and Operation Research dari Stanford University pada 1997.

Meskipun dia tercatat sebagai anak pemilik BCA, Armand Hartono terlebih dulu merintis karier sebagai sebagai analis untuk Global Credit Research and Investment Banking di JP Morgan Singapura (1997-1998).

Dirinya juga pernah menjabat berbagai posisi manajerial di PT Djarum (1998-2004). Karirnya di sektor perbankan Indonesia berawal setelah dia bergabung dengan BCA sebagai Kepala Divisi Perencanaan Wilayah pada 2004 hingga 2006.

Pramukti dan Parwati Surjaudaja

Pramukti dan Parwati Surjaudjadja merupakan kakak adik yang saat ini merupakan pengurus PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP). Pramukti saat ini merupakan Presiden Komisaris OCBC NISP, sementara Parwati menjabat sebagai Presiden Direktur OCBC NISP.

Ayah mereka, mendiang Karmaka Surjaudaja, merupakan pendiri dari Bank OCBC NISP. Karmaka lahir di Provinsi Fujian, China, pada 29 April 1934. Dia merupakan pendatang asal China yang kemudian hijrah dan tinggal di Bandung, Jawa Barat.

Setelah menikah dengan anak perempuan Lim Khe Tjie, Karmaka menerima mandat dari mertuanya untuk memegang jabatan sebagai Direktur Operasional Bank NISP pada 1963.

Jabatan tersebut dilimpahkan kepadanya karena bank yang didirikan pada 1941 dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank itu tengah mengalami krisis. Keberhasilannya membawa perusahaan melewati krisis, membuat Karmaka diangkat menjadi Presiden Direktur pada 1971.

Pada tahun 1997, Karmaka kemudian mengalihkan kepemimpinannya kepada Pramukti Surjaudaja, yang saat itu sudah menjabat sebagai Managing Director. Di tahun tersebut, Karmaka juga ikut mendorong kerjasama Bank OCBC NISP dengan bank OCBC Bank Singapura.

Melansir sumber, pemegang saham PNBN terbesar, termasuk keluarga Mu’min Ali Gunawan dengan kepemilikan 46% saham dan ANZ Group Holdings Ltd. sekitar 38,8%, telah bekerja sama dengan penasihat keuangan masing-masing dalam menjual kepemilikan mereka.

Chandra dan Lionto Gunawan

Chandra dan Lionto Gunawan merupakan anak dari Mu’min Ali Gunawan yakni pemilik PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau PaninBank. Chandra menjabat sebagai Komisaris, sementara Lionto menjabat sebagai Direktur.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan Bank Panin, pemegang saham pengendali dari Bank Panin adalah PT Panin Financial Tbk (PNLF), dengan pengendali adalah Gunadi Gunawan, Mu’min Ali Gunawan, Muljadi Koesumo dan Tidjan Ananto. Total kepemilikan saham keluarga Gunawan adalah 46,04%.

Adapun Mu’min lahir pada tanggal 12 Maret 1939 di Jember dengan nama Lie Mo Ming. Ia mulai merintis bisnis di bidang perbankan sekitar tahun 1966, empat tahun setelah hijrah ke Jakarta mengikuti iparnya, Mochtar Riady yang merupakan pemilik Grup Lippo.

Bersama Mochtar Riady, ia membeli sebagian saham Bank Industri dan Dagang Indonesia (BIDI) yang saat itu sedang mengalami kesulitan likuiditas. Ia kemudian menjabat sebagai direktur bank tersebut setelah kepemilikan sahamnya naik menjadi 23%.

Pada tahun 1967, Mu’min membeli Bank Kemakmuran di Jakarta, kemudian mendirikan Bank Industri Djaya Indonesia di Surabaya bersama beberapa koleganya. Pada tanggal 17 Agustus 1971, ketiga bank yang dimilikinya tersebut digabungkan, dan lahirlah Pan Indonesia Bank (Panin Bank) kini yang dilakukan sesuai dengan anjuran merger bagi bank-bank kecil oleh Gubernur Bank Indonesia pada saat itu.

Dibawah kendalinya, aset Panin Bank terus melesat setelah bergabungnya beberapa bank kecil pada tahun 1972 hingga 1975 dan dinyatakan layak go public menjadi bank pertama yang memasyarakatkan sahamnya di Indonesia pada tahun 1982.

Putri Tanjung

Putri Tanjung yang saat ini berumur 26 tahun merupakan anak sulung dari pengusaha nasional Chairul Tanjung.

Di usia 23 tahun, Putri dipercaya dan diangkat untuk menjadi salah satu staf khusus presiden dari kalangan anak muda atau milenial. Putri ditunjuk untuk fokus memantau isu creativepreneur, UMKM, dan ekonomi digital.

Saat ini dirinya juga menjabat sebagai Chief Experience Officer di bank digital Allo Bank Indonesia (BBHI).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya RI, Bisnisnya Gak Main-Main

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts