Euforia Penerbitan SBN Ritel, Picu Efek Crowding Out di Bank?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah memastikan, penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel yang makin banyak dikeluarkan saat ini tidak menyebabkan perbankan domestik mengalami crowding out effect atau perebutan dana.

Read More

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto menjelaskan, ini karena total SBN ritel yang dikeluarkan pemerintah baru sekitar ratusan triliun, jauh lebih rendah dari dana pihak ketiga (DPK) di perbankan yang mencapai ribuan triliun.

“Dalam konteks SBN ritel, assessment kami bersama BI, OJK, perbankan, sejauh ini belum menyebabkan crowding out terhadap perbankan, termasuk dalam konteks kompetisi terhadap DPK,” kata Suminto di Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Penerbitan SBN Ritel pemerintah sejak 2019 memang tercatat terus naik hingga 2022. Pada 2019 SBN Ritel yang diterbitkan sebanyak Rp 49,9 triliun sedangkan pada 2022 sudah mencapai Rp 107 triliun dengan total outstanding Rp 273,4 triliun.

Kendati begitu, Suminto mengingatkan, dari total SBN Ritel yang diterbitkan itu, pada tahun yang bersamaan ada SBN Ritel yang jatuh tempo sebesar Rp 84 triliun sehingga pemerintah telah mengeluarkan dari APBN kepada investor ritel Rp 84 triliun. Dengan begitu, secara neto sebenarnya yang pemerintah serap dari investor ritel itu hanya Rp 23 triliun.

“Perlu dilihat dari sisi perbankan, juga likuditas masih sangat ample, kegiatan intermediasi belum sepenuhnya pulih, dan selanjutnya juga mohon dilihat dari sisi netto penerbitan ritel itu sendiri yang dampaknya ke perbankan tidak terlalu besar,” ujar dia.

“Jadi yang untuk perbankan kita yang asetnya ribuan triliun dan DPK nya ribuan triliun ini nominal yang kecil dan belum menyebabkan crowding out kepada perbankan kita,” tutur Suminto.

Sepanjang 2022, Kementerian Keuangan sudah menerbitkan 7 kali SBN Ritel, terdiri dari surat utan negata ritel (SUN Ritel) sebanyak 3 seri dan surat berharga syariah negara ritel (SBSN Ritel) sebanyak 4 seri. Tahun 2022 menjadi penjualan terbesar dan investor terbanyak.

Untuk SUN Ritel, terdiri dari seri ORI021 dengan total penerbitan sebanyak Rp 25,06 triliun dan jumlah investornya 56.238, ORI022 Rp 13,07 triliun dengan jumlah investor 39.527, dan SBR011 senilai Rp 13,91 triliun dengan total investornya 47,673. Porsi investor barunya di kisaran 42-45%.

Adapun, SBSN Ritel terdiri dari SR016 Rp 18,4 triliun dengan investornya sebanyak 44.579, SR017 Rp 29,79 triliun 65.362 investor, SWR003 Rp 38,52 miliar 688 wakif, dan ST009 sebanyak Rp 10 triliun dengan investor 35.397. Porsi investor baru di kisaran 37-89%.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


5 BUMN Raih PMN Hingga ADMR Bidik Proyek Ekonomi Hijau

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts