Full Senyum! Harga CPO OTW Menguat 2 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (25/8/2023) melanjutkan penguatannya pada perdagangan kemarin.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 0,15% ke posisi MYR 3.887 per ton pada pukul 08:00 WIB. Penguatan ini membawa harganya optimis bercokol di level 3.800.

Pada perdagangan Kamis (24/8/2023) harga CPO berakhir melesat 1,33% ke posisi MYR 3.881 per ton. Dengan ini, dalam empat hari perdagangan harganya menguat 0,26%, sementara secara bulanan hanya menguat tipis saja 0,08%, dan masih terkoreksi 7,02% secara tahunan.



Naiknya harga CPO karena para pedagang mencari penawaran murah di tengah tingginya harga kacang-kacangan dan minyak sawit di bursa Dalian.

“Harga minyak nabati yang lebih tinggi (pada tengah hari) ditutup, terjadinya tawar-menawar dan dorongan baru untuk menguji level resistensi baru mendorong momentum pembelian minyak sawit mentah berjangka,” kata Sathia Varqa, analis senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura yang dikutip dari Reuters.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia pada Kamis (24/8/2023), menunjukkan Ekspor minyak sawit Indonesia termasuk produk olahannya pada bulan Juni mencapai 3,45 juta metrik ton, melonjak 43% dibandingkan tahun lalu.

Malaysia mempertahankan pajak ekspornya untuk minyak sawit mentah untuk bulan September sebesar 8% dan meningkatkan harga acuannya, menurut surat edaran Dewan Minyak Sawit Malaysia.

Dari sisi produksi di pabrik Asosiasi Pabrik Kelapa Sawit Southern Peninsula menunjukkan pemulihan yang lebih baik dari yang diperkirakan selama periode1-20 Agustus, naik 7% dari bulan sebelumnya.

Berdasarkan analis teknikal Reuters, Wang Tao harga CPO sudah mendekati level tertingginya pada 21 Agustus MYR 3.978 ringgit per metrik ton, karena telah stabil di sekitar support MYR 3.820.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Capek Naik Empat Hari Beruntun, Harga CPO Mulai Loyo

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts