Gak Cuma Lo Kheng Hong, Investor Asing Ini Ikut Pegang GJTL

Jakarta, CNBC Indonesia – Nama Lo Kheng Hong (LKH) lekat dengan emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akhir-akhir ini. Selain pria yang kerap disapa Warren Buffett Indonesia tersebut, dua investor institusional asing juga mengempit saham GJTL.

Read More

Lo Kheng Hong sebelumnya dikabarkan melepas sebagian saham Gajah Tunggal harganya sempat melonjak tinggi pada awal Juli lalu.
Namanya kini tidak ada lagi di daftar pemegang saham di atas 5% GJTL.

Menurut keterbukaan informasi di BEI pada 20 Juli, Lo Kheng Hong melepas 11,03 juta saham GJTL pada 6-7 Juli 2023 pada harga rerata Rp1.343/saham. LKH menyebut tujuan penjualan saham GJTL untuk divestasi.

Setelah aksi lego, kini LKH menggenggam 4,8% saham GJTL atau setara dengan 168,97 juta saham perusahaan.

Selain LKH, ada dua nama investor kakap yang juga menggenggam GJTL, yakni manajer investasi asal Amerika Serikat (AS) Dimensional Fund Advisors, L.P. dan perusahaan manajemen aset asal Prancis HMG Finance S.A.

Menurut data Refinitiv, Dimensional Fund Advisors menguasai 26,77 juta saham atau 0,77% saham GJTL per 30 Juni 2023.
Sementara, HMG Finance memegang 0,40% atau 14,10 juta saham GJTL pada periode yang sama.

Adapun, pemegang saham mayoritas GJTL sendiri adalah Denham Pte Ltd (49,50%) dan Compagnie Financiere Michelin SCMA (10,00%).
Soal kinerja keuangan terbaru, Gajah Tunggal membukukan pendapatan Rp8,12 triliun selama semester I 2023, turun 2,07% secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp8,29 triliun.

Dalam catatan atas laporan keuangan, disebutkan, tidak ada penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada 2023. Pada 2022, tercatat sebanyak 20% penjualan kepada GITI Tire Global Trading Pte. Ltd.

Adapun, penjualan bersih yang dilakukan dengan pihak berelasi pada 2023 sebesar 11% dari jumlah penjualan bersih (dibandingkan 2022: 20%).
Penurunan pendapatan tersebut tetap membuat GJTL membukukan laba bersih Rp359,10 miliar selama 6 bulan pertama 2023, dari rugi bersih Rp63,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam hasil public expose pada 15 Juni lalu, manajemen menyebut, penjualan sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan mengalami kenaikan 10 – 15% dibanding 2022. “[Ini] mengingat pasar ekspor masih belum stabil seperti di Amerika Serikat yang mengalami resesi,” kata manajemen.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Direktur GJTL Jual 100.000 Saham, Kantongi Rp85,5 Juta

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts