Geng Konstruksi BUMN Keroyokan Bikin Tol, Eh Ada Yang Mundur!

Jakarta, CNBC Indonesia – Sektor infrastruktur terpantau menguat +0,30% pada perdagangan 18/01/2023, dimana di dalamnya terdapat beberapa emiten konstruksi BUMN seperti WSKT, WIKA, JSMR dan PTPP.

Read More

Diketahui bahwa ke empat emiten tersebut sedang menggarap Pembangunan proyek jalan tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap atau Getaci. Dimana sebelumnya proyek tol ini juga di garap oleh dua konglomerat Jusuf Hamka dan Martua Sitorus.

Keempat emiten tersebut termasuk kongsi dalam konsorsium PT. Jasa Marga Gedebage. Tertera dalam laporan keuangan 2021 PT. Jasa Sarana mengenai kepemilikan saham dari kongsi tersebut.

1. PT Jasa Marga (JSMR) 32,5%
2. PT Daya Mulia Turangga 13,38%
3. PT Gama Grup 13,38%
4. PT Jasa Sarana 0,75%
5. PT Waskita Karya (WSKT) 20%
6. PT Pembangunan Perumahan (PTPP) 10%
7. PT Wijaya Karya (WIKA) 10%

Sarana infrastruktur itu ditaksir menelan investasi hingga Rp56,2 triliun. Jalan tol Getaci akan menjadi jalan tol terpanjang yang ada di Indonesia dengan total panjang 206,65 kilometer. Tahap pertama pembangunan tol Getaci diestimasikan akan selesai pada tahun 2024 yang dimulai dari Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap

Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (GETACI) ini merupakan Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Jalan tol Getaci yang bakal beroperasi pada tahun 2024 tersebut akan memiliki 10 simpang susun (SS). Kesepuluh simpang susun itu adalah SS Majalaya, SS Nagrek, SS Garut Utara, SS Garut Selatan, SS Singaparna, SS Tasikmalaya, SS Ciamis, SS Banjar, SS Patimuan, dan SS Cilacap. Rencananya jalan tol ini akan memiliki 2 jalur dengan masing-masing 2 lajur.

Proyek tol Getaci ini merupakan bentuk Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) unsolicited, di mana sumber utama pengembalian investasi yakni User Charge. Adapun masa konsesi Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap tersebut selama 40 tahun.
Trase atau rute jalan tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap nantinya direncanakan terdiri dari dua tahap yakni tahap pertama ruas tol Gedebage -Tasikmalaya sepanjang kurang lebih 95,2 Km akan melewati Garut dan Tasikmalaya.

Untuk tahap kedua ruas tol Tasikmalaya – Cilacap sepanjang kurang lebih 111 Km akan melewati Ciamis, Banjar, dan Cilacap.

Anggota BPJT Unsur Profesi Koentjahjo Pamboedi mengatakan bahwa ruas Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap pada tahap konstruksi dan operasi dibagi menjadi 2 bagian, yakni Tahap 1 Gedebage – Tasikmalaya, dan konstruksinya dilakukan pada tahun 2022 sampai selesai 2024.

Lalu tahap 2 selanjutnya dari ruas Tol Tasikmalaya – Cilacap pada tahun 2027 diperkirakan selesai tahun 2029 dan nantinya terdapat jeda pengoperasian sekitar 3 tahun. Konsorsium Jasa Marga ditetapkan oleh Kementerian PUPR sebagai pemenang lelang investasi Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap itu.

Progress saat ini sudah penetapan lokasi (penlok) wilayah Jawa Barat, dan dilanjutkan penetapan lokasi di Jawa Tengah. Setelah penlok dilakukan, terdapat proses pengadaan tanah seperti sosialisasi lalu musyawarah. Hingga selanjutnya dapat dimulai pembangunan Tol Getaci pada tahun 2023.

Tujuan dilakukannya pembangunan jalan Tol Getaci untuk memperlancar konektivitas dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat di Selatan Jawa Barat serta mengurangi kemacetan di masa mendatang.

Namun informasi terbaru, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengaku, saat ini sedang mematangkan tahapan untuk keluar dalam konsorsium di proyek tol terpanjang di Indonesia tersebut.

Berdasarkan informasi dari CNBC Indonesia bahawa Public Relation Manager WSKT Didik Krisdianto mengatakan “Status saat ini dalam tahap persiapan dan koordinasi proses pull out dengan pihak-pihak terkait.”

Didik mengungkapkan, alasan perseroan mundur dari proyek tersebut karena perusahaan sedang dalam masa restrukturisasi dan likuiditas perusahaan yang terbatas.

“Kita mundur bukan berarti kehilangan peluang dari proyeknya. Kita akan ikut tender pembangunan proyeknya di konstruksinya. Ini dalam masa restru sama MRA itu kita memang di batasi untuk investasi besar atau mayoritas,” ujarnya.

Pada Q3 2021, emiten pelat merah ini telah menyelesaikan restrukturisasi senilai Rp 29,2 triliun utang dengan 21 bank. Berkat ini, suku bunga pinjaman turun dari 8,75-9% menjadi 5,5% per tahun. Selain itu, jatuh tempo juga diperpanjang hingga 2026.

Dalam laporan keuangan WSKT total hutang pada Q3 2022 sudah cukup berkurang 7% dibandingkan dengan Q3 2O21 dimana Q3 2022 sebesar 82.405.656.425.466 dan Q3 2021 sebesar 88.140.178.639.510.

Dari sisi arus kas pendanaan Q3 2O22 untuk pembayaran hutang dan bunga sudah terlihat cukup signifikan lebih besar dibanding Q3 2021. Total arus kas Q3 2022 (10.728.352.494.621) naik begitu signifikan 417% dari Q3 2021 (2.074.880.729.795).

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terkuak, BUMN Banyak Utang ke Adhi Karya! Ini Daftar Namanya

(Susi Setiawati/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts