penyebabsakit.com

Genjot Jasa Pertambangan, PPRE Cetak Pendapatan Rp 2,6 T

Jakarta, CNBC Indonesia – PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun pada kuartal III-2022. Jumlah tersebut meningkat 40% jika dibandingkan dengan perolehan diperiode sama tahun sebelumnya Rp 1.8 triliun.

Direktur Utama PPRE, Rully Noviandar mengatakan pendapatan tersebut merupakan hal yang menggembirakan di tengah fokus Perseroan pada pengembangan bisnis jasa pertambangan ke depan sebagai sumber recurring income. Adapun kontribusi pendapatan pada lini bisnis jasa pertambangan menurutnya telah mencapai sebesar 27,3%.

“Fokus tersebut tentunya juga selaras dengan kebijakan pemerintah dalam program hilirisasi tambang dengan menggeliatnya pembangunan smelter yang mendorong permintaan akan bahan baku baterai yang menyebabkan peningkatan harga pada nikel,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Melihat pecapaian tersebut, Rully mengatakan bahwa pihaknya menargetkan peningkatan pendapatan lebih dari 20% di 2023. Untuk mencapai itu, pihaknya telah menyusun winning target 2023 melalui strategi optimalisasi alat berat, peningkatan kapasitas keuangan, peningkatan kapabilitas SDM, penerapan sistem SCM tersentralisasi, dukungan IT & equipment technology, serta peningkatan tata kelola Perusahaan.

“Diharapkan melalui upaya upaya tersebut, fokus kami pada jasa pertambangan yang terintegrasi dapat segera terwujud yang akan memberikan better profit, better cashflow dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder,” jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga telah melakukan financial strategi melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I PP Presisi Tahun 2022 (Obligasi) yang digunakan untuk menambah fleet jasa pertambangan yang dibutuhkan seiring dengan peningkatan dan proyeksi kontrak baru.

Adapun hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan 1 Tahap 1 Tahun 2022 berjumlah Rp 202,9 miliar dengan biaya penawaran umum obligasi Rp 4,9 miliar, sehingga perolehan hasil bersih Rp 198 miliar dengan perencanaan penggunaan 70% belanja modal dan 30% modal kerja.

Selain itu, realisasi penyerapan penggunaan dana obligasi per September 2022 yaitu belanja modal mencapai Rp 77,2 miliar (56%) dari target Rp 138,6 miliar dan modal kerja Rp 56,8 miliar (96%) dari target Rp 59,4 miliar.

“Sehingga kami masih memiliki kelonggaran dalam menggunakan dana obligasi untuk menambah fleet jasa pertambangan,” imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


PP Presisi Peroleh Kontrak Baru Rp 2,74 T di Semester I 2022

(dpu/dpu)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version