penyebabsakit.com

GGRM & HMSP Lewat, Saham Rokok Ini Cuan 70% Setahun

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) melonjak 70% lebih sepanjang 2022 kala dua raksasa di industri rokok nelangsa.

Produk yang murah membuat WIIM lebih ‘sakti’ meskipun ada kenaikan cukai rokok dan pandemi akibat virus Corona (Coronavirus Disease 2019/ Covid-19) yang menjangkit sejak 2020. Cukai rokok yang naik dan pandemi membuat daya beli masyarakat turun membuat konsumen rokok bermigrasi ke rokok murah.

Saham emiten rokok sensitif terhadap berita mengenai cukai rokok, sebab biaya cukai rokok berperan hingga 40% lebih terhadap beban penjualan emiten rokok.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Kenaikan cukai rokok biasanya akan diikuti oleh harga jual eceran yang makin mahal. Jika daya beli masyarakat stabil kondisi tersebut mungkin tidak akan mempengaruhi kinerja emiten rokok. Sebab kenaikan cukai mampu dikompensasi dengan harga jual eceran (HJE) yang harganya masih bisa diterima oleh masyarakat.

Akan tetapi jika daya beli masyarakat turun, kenaikan cukai ditambah HJE akan memiliki dampak negatif. Sebab produsen rokok harus menemukan formula agar harga rokok tidak ikut naik signifikan dan bisa diserap masyarakat.

Sehingga akan ada pengorbanan di mana beban kenaikan cukai akan membuat marjin laba emiten akan semakin tergerus. Maka dari itu saat cukai rokok naik, akan menjadi katalis negatif bagi harga saham emiten rokok jika kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja.

Seperti saat 2020 di mana rata-rata cukai rokok naik 23% ditambah pandemi Covid-19 membuat menjadikan emiten rokok bulan-bulanan. Baik dari kinerja fundamental maupun harga saham terpuruk.

Seperti duo saham raksasa emiten rokok, GGRM dan HMSP, pada 2019 harga sahamnya masing-masing anjlok 37% dan 43%. Meskipun pada tahun tersebut cukai rokok tidak naik dan labanya bertumbuh, tapi wacana kenaikan cukai pada 2020 hingga 23% memukul optimisme investor terhadap kedua saham tersebut. Kemudian pada 2020 harga sahamnya anjlok masing masing 22% dan 28%.

Laba bersih keduanya pun tergerus pada 2020 sebesar 29,7% untuk GGRM dan 37,5% untuk HMSP jika dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy. Dampak dari kenaikan cukai rokok terlihat dari margin laba operasi keduanya yang ikut turun.

Namun, kondisi ini tidak berlaku bagi WIIM yang kinerja sahamnya dan keuangan justru meningkat secara signifikan.

Harga saham WIIM perusahaan rokok yang berdiri 1962 di Surabaya ini tercatat melonjak 344% point-to-point sejak 2019. Sementara laba bersih WIIm pada 2020 melejit 383% yoy.


Foto: Refinitiv
Harga Saham WIIM, GGRM, HMSP

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version