GOTO Sering Bikin Geger Pasar, Ini Alasan-nya

Jakarta, CNBC Indonesia – Fluktuasi harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kerap kali bikin geger pasar. Pasalnya, GOTO punya bobot besar ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Akibatnya, sering terjadi kalau harga saham GOTO ambles IHSG mengikuti begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, IHSG jadi punya julukan Indeks Harga Saham GOTO.

Read More

Untuk mengetahui fenomena saham GOTO ini, berikut analisa dari Tim Riset CNBC Indonesia. 

Seberapa sering fluktuasi GOTO berpengaruh ke IHSG?

Sudah setahun lebih atau tepatnya sejak 11 April 2022, saham GOTO melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan begitu, bisa dibandingkan dengan pergerakan IHSG mulai dari periode yang sama hingga perdagangan yang berakhir pekan ini, Jumat (10/8/2023).




Foto: Refinitiv
Pergerakan harga saham GOTO mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Seperti terlihat pada grafik teknikal di atas, pada periode April – Mei 2022 bentuk pergerakan harga saham GOTO dan IHSG sama-sama membentuk V shape. Pada waktu itu, GOTO ambles lebih dari 40% dari harga IPO di Rp338/saham menjadi Rp200/saham, sementara IHSG turun nyaris 10% hingga menyentuh level terendah 6500.

Kemudian berangsur-angsur pulih dari pertengahan Mei – Juni 2022, harga saham GOTO bahkan melampaui harga ketika awal listing mencapai Rp404/saham. Begitu pula dengan IHSG yang pulih sejak terjerembab di level terendah 6500 pada Mei menjadi 7200 pada Juni.

Koreksi serempak juga pernah terjadi pada akhir November – pertengahan Desember 2022 dimana harga saham GOTO sempat mengalami Auto Reject Bawah (ARB) berjilid, secara akumulasi ambles lebih dari 50% membuat GOTO terjembab di posisi Rp87/saham. Akibat itu, IHSG per 1 – 9 Desember 2022 jatuh hingga 5,01%.

Di sisi lain, GOTO juga pernah menjadi penopang IHSG ketika harga saham nya melonjak. Pada akhir Mei 2023 saham emiten e-commerce ini sempat mencapai Auto Reject Atas (ARA) sebesar 34,86% menjadi Rp147/saham.

Lonjakan ini membuat IHSG di akhir sesi terangkat naik dari yang sebelumnya terjerembab di 6562,95 menjadi 6633,26, walaupun secara harian IHSG masih mencatatkan pelemahan -0,05%.

Penguatan GOTO pada waktu juga disinyalir karena tekanan beli yang tinggi pada akhir sesi sejalan dengan rebalancing indeks MSCI yang berlangsung pada saat closing.

Sayangnya untuk periode terbaru, GOTO harus menelan pil pahit lagi. Pasalnya per 9 Agustus lalu harga saham-nya sempat jatuh lebih dari 10% yang berujung ambles ke bawah level Rp100/saham.

Penurunan semakin parah pada akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (10/8/2023) dimana harga saham GOTO turun 3,19% secara harian ke posisi Rp91/saham. Akibat dari hal tersebut, IHSG pada akhir pekan ini harus rela ditutup candle merah ke angka 6879,97.

Pengaruh GOTO terhadap IHSG ini tak lepas karena bobot nya yang besar, hal ini membuat pergerakan indeks gabungan dari seluruh saham di BEI menjadi lebih volatile.

Bobot besar GOTO ini terjadi karena outstanding share emiten e-commerce dan ojek online ini sangat besar. Bahkan menempati posisi pertama terbesar di BEI sebanyak 1,18 triliun lembar saham dengan nilai nominal hanya Rp1.

Menilai dari sisi kepemilikan masyarakat atau free float pada GOTO ini juga cukup besar, tercatat hingga 30 April 2023 sebesar 64,33%. Oleh karena itu berdasarkan pembobotan free float GOTO termasuk ke dalam 10 besar saham yang berkontribusi paling banyak ke IHSG.

Walaupun begitu, masih ada faktor lain yang berpengaruh terhadap IHSG mulai dari saham big caps lain seperti perbankan, telekomunikasi, consumer, dll hingga pengaruh ekonomi global dan domestik, serta kondisi psikologis pelaku pasar yang sulit ditebak.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bisnis Gojek Sumbang 60% Pendapatan Grup GOTO

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts