Harap Tenang! Likuiditas Bank Masih Aman, 2024 Siap Ekspansi?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sempat loyo tahun lalu, tetapi kini sudah mulai tumbuh positif ke arah normal dan masih cukup memadai untuk membiayai penyaluran kredit sesuai target tahun ini.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan “DPK kemarin agak bagus tumbuh 5,8%, kelihatannya menuju normal tumbuh 7% – 8%” ungkapnya dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia “Year of Optimism” pada Kamis (27/2/2024) di Hotel Ritz Calton, Pacifif Place, Jakarta Selatan.

Melansir data Statistik Perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DPK hingga Januari 2024 terpantau tumbuh 5,8% secara tahunan (yoy). Semakin membaik dibandingkan akhir tahun lalu yang hanya tumbuh 3,73%.


Juda melanjutkan, dengan pertumbuhan DPK saat ini masih cukup memadai untuk ekspansi menyalurkan kredit bank dengan target sekitar 10%. Melihat data di atas, pertumbuhan kredit perbankan nasional juga masih cukup ekspansif, hingga 11,80% yoy pada Januari 2024.

Ekspansi kredit tersebut juga terdongkrak dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memberikan kelonggaran pada Giro Wajib Minimum (GWM) dengan catatan diberikan ke sektor-sektor yang mendorong perekonomian nasional.

Juda mengungkapnya “GWM itu sebenarnya kita sudah melonggar sekitar 4% asal disalurkan kepada kredit yang mendukung pertumbuhan ekonomi”.

Dengan adanya pelonggaran GWM, Juda meyebut ada gap sekitar Rp 125 triliun yang belum termanfaatkan di sektor perbankan untuk di salurkan kredit.

Selain untuk, kredit dengan adanya pelonggaran GWM ada pergerseran funding yang bisa digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) dengan yield yang kompetitif sebagai bantalan cost of fund.

Oleh karena itu, dengan kondisi saat ini di mana pemilu sudah hampir usai, tekanan politik mereda. Juda mengingatkan untuk kita tidak perlu wait and see lagi dari sisi politik, tetapi tetap perlu diwaspadai tantangan terutama dari sisi global.

Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengingatkan perbankan saat ini merupakan periode yang tepat untuk mengatur ulang sisi pendanaan.

Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho mengatakan bahwa struktur liabilitas bank di Indonesia saat ini belum banyak berubah dibandingkan dengan kondisi 2008. Rata-rata deposito yang tersimpan di bank dalam negeri masih kurang dari 3 bulan, sedangkan banyak negara rata-rata di atas 6 bulan.

“Menurut kami ini timing yang tepat untuk kita sedikit restructure di sisi funding. Barangkali deposito 3 bulan bisa diperpanjang, kami yakin kapalnya bisa cepat berlayar dan cepat melewati badai,” katanya.

Priyanto mengatakan dalam kondisi saat ini kecukupan likuiditas menjadi hal yang mendasar bagi perbankan untuk mengarungi tantangan perekonomian. Sebagaimana diketahui, suku bunga diperkirakan masih higher for longer atau akan bertahan pada level tinggi dalam kurun waktu yang lebih lama.

CNBC Indonesia Research juga melihat jika kondisi saat ini yang sudah minim guncangan politik harusnya pengusaha-pengusaha akan kembali melakukan ekspansi bisnis. Tentunya, ini akan menjadi pendorong perbankan sebagai pembantu untuk daya ungkit modal bagi setiap sektor usaha yang tentunya ke depan bisa mengakselerasi ekonomi tumbuh positif.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


DPK Bank Cuma Tumbuh 3,9% Oktober 2023, Ini Penyebabnya

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts