Harga Ambles, BHP & Wyloo Hentikan Operasi Tambang Nikel di Australia


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Para analis memproyeksikan sektor nikel akan menghadapi masa sulit ke depan. Hal ini santer disebut menjadi alasan penutupan operasi di tambang nikel di Australia Barat, milik Wyloo Metals dan BHP.

Mengutip abc.net.au, pada Selasa, (23/1/2024), diketahui, lebih dari 250 lapangan pekerja akan terkena dampak dari penutupan operasi di tambang nikel Australia milik Wyloo Metals.

Perusahaan milik miliarder Andrew Forrest tersebut telah mengonfirmasi bahwa tambang nikel Kambalda miliknya akan menghentikan sementara operasi pada tanggal 31 Mei. Hal ini seiring harga bahan baja tahan karat dan baterai yang merosot 45% dalam 12 bulan terakhir.

Hal ini terjadi hampir enam bulan setelah perusahaan swasta milik Forrest membayar AU$ 760 juta untuk mengakuisisi situs tambang Cassini, Long dan Durkin di Kambalda, yang mempekerjakan 44 pekerja Wyloo dan 220 kontraktor.

Penutupan ini menyusul pengehentian tambang nikel Savannah di Kimberley, bulan ini, dan keputusan First Quantum Minerals untuk menghentikan penambangan di tambang nikel Ravensthorpe di pantai selatan WA dan memangkas 30% tenaga kerjanya.

Dalam sebuah pernyataan, CEO Wyloo Luca Giacovazzi menggambarkan keputusan untuk menghentikan tambang Kambalda hanya bersifat sementara.

“Kami sedang menjajaki sejumlah opsi untuk masa depan bisnis kami dalam jangka panjang, termasuk mengembangkan konsentrator kami sendiri di wilayah Kambalda,” katanya.

“Prioritas kami adalah mendukung karyawan kami melalui transisi ini, dan kami akan bekerja sama dengan mitra kontraktor kami dan Fortescue untuk menjajaki peluang kerja potensial bagi karyawan yang terkena dampak,” tambahnya.

Penutupan ini terjadi setelah Wyloo mengumumkan pada bulan April tahun lalu bahwa mereka telah mendapatkan lahan industri di Kwinana, selatan Perth, untuk fasilitas material baterai terintegrasi pertama yang diusulkan di Australia.

Wyloo dan penambang nikel asal Australia Barat IGO, sedang berupaya mengambil keputusan investasi finansial untuk proyek tersebut, yang akan mencakup kilang nikel hilir.

Studi kelayakan akan selesai pada pertengahan tahun 2024 setelah perusahaan menyewa lahan seluas 30 hektar dari pemerintah negara bagian.

BHP terkena penutupan Kambalda

Atas penutupan tambang milik Wyloo tersebut, raksasa pertambangan BHP Billiton ikut mengumumkan akan menghentikan operasi smelter dan pabrik pengolahan nikel di kawasan tersebut. BHP mengonfirmasi sekitar setengah dari 40 tenaga kerja di konsentrator nikel Kambalda akan kehilangan pekerjaan pada pertengahan tahun.

Petinggi BHP Nickel West Jessica Farrell menggambarkan pasar saat ini sebagai lingkungan operasi yang sangat sulit.

“Keputusan Wyloo untuk menghentikan operasinya berarti Wyloo tidak dapat lagi mengoperasikan bagian-bagian konsentrator Kambalda mulai pertengahan tahun,” katanya.

“Sekitar 20 peran akan terkena dampaknya, dan kami akan bekerja sama untuk mendukung mereka [yang terdampak],” jelasnya.

Perusahaan tersebut telah menjalani perawatan dan pemeliharaan sejak tahun 2018 sebelum dioperasikan kembali pada tahun 2022 untuk memproses bijih dari tambang Kambalda yang saat itu dimiliki oleh Mincor Resources.

Mincor menghabiskan AS$98 juta untuk memulai kembali penambangan di Kambalda sebelum diambil alih oleh Wyloo dan delisting dari bursa Australia (ASX) tahun lalu.

Divisi Nickel West BHP juga menghadapi pertanyaan mengenai Pabrik Peleburan Nikel Kalgoorlie yang telah berusia 50 tahun, dimana pekerjaan sedang berlangsung menjelang pembangunan kembali tungku yang akan datang.

“Kami sedang mencari berbagai opsi untuk tetap kompetitif secara global dalam lingkungan operasi yang sangat sulit. Ongkos produksi telah meningkat tajam dan terus meningkat sementara harga jual turun karena pasokan melimpah di pasar,” kata dia.

Penutupan operasi Kambalda Wyloo juga akan berdampak pada kontraktor pertambangan bawah tanah Pit N Portal. Perusahaan induk Pit N Portal, Emeco Holdings, sedang dalam proses menjual kontrak tersebut kepada kontraktor Macmahon yang terdaftar di ASX.

Emeco akan mempertahankan armada pertambangan sebagai bagian dari kesepakatan yang diumumkan pada bulan Desember, yang menurut Macmachon akan menambah lebih dari AS$140 juta ke dalam buku pesanannya.

Tahun-tahun sulit ke depan

Analis Canacord Genuity Timothy Hoff mengatakan pasar nikel kemungkinan akan tetap mengalami kelebihan pasokan selama beberapa tahun, karena investasi Tiongkok di industri nikel Indonesia.

“Apa yang berkembang selama beberapa tahun terakhir adalah Tiongkok telah berinvestasi sangat besar di Indonesia dalam hal kapasitas, dan sebuah proses yang membawa material kelas dua ke kelas satu,” katanya.

“Itulah yang kita lihat saat ini, banyak material kelas dua yang berpindah, dan kita memiliki pasar yang kelebihan pasokan. Giacovazzi mengatakan London Metals Exchange (LME) ‘dibanjiri nikel polutan’ yang memeras “nikel bersih” dari produsen Australia,” ucap Hoff.

Hoff menambahkan, pemain industri perlu melihat perubahan struktural dalam penetapan harga nikel yang membedakan produk-produk nikel serta kredensial ESG-nya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Gak Cuma Nikel, Ini Syarat ASEAN Jadi Raja Baterai Listrik

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts