Harga Batu Bara Bergairah, 12 Saham RI Ini Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas saham emiten batu bara kembali menghijau pada perdagangan sesi I Kamis (22/2/2023), di tengah masih cerahnya harga batu bara acuan dunia kemarin.

Read More

Hingga pukul 09:57 WIB, setidaknya 12 saham batu bara yang menguat pagi hari ini. Tujuh saham batu bara terpantau sudah melesat kisaran 1% – 2% lebih.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.














Saham Kode Saham Harga Terakhir Perubahan
Borneo Olah Sarana Sukses BOSS 70 2,94%
Mitrabahtera Segara Sejahtera MBSS 1.070 2,88%
Adaro Energy Indonesia ADRO 2.930 2,81%
Bumi Resources BUMI 136 2,26%
Atlas Resources ARII 248 1,64%
Baramulti Suksessarana BSSR 3.970 1,28%
Mitrabara Adiperdana MBAP 6.200 1,22%
Indika Energy INDY 2.270 0,89%
Bukit Asam PTBA 3.570 0,85%
Indo Tambangraya Megah ITMG 35.825 0,70%
Delta Dunia Makmur DOID 2.788 0,70%
Bayan Resources BYAN 18.625 0,27%

Sumber: RTI

Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) menjadi yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 2,94% ke posisi harga Rp 70/saham.

Selanjutnya di posisi kedua, ada saham PT Mitrabahtera Segara Sejahtera Tbk (MBSS) yang melesat 2,88% ke Rp 1.070/saham.

Bahkan, saham batu bara berkapitalisasi pasar besar (big cap) pada pagi hari ini kompak menguat. Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melesat 2,81%. Sisanya, saham batu bara big cap menguat di bawah 1%.

Namun, beberapa saham batu bara terpantau melemah seperti saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang melemah 0,36%, kemudian saham PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) yang terkoreksi 0,78%, dan saham PT MNC Energy Investment (IATA) yang ambles 1,08%.

Masih bergairahnya harga batu bara pada perdagangan kemarin membuat mayoritas saham batu bara kembali cerah hari ini.

Pada perdagangan Rabu kemarin, harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 199,65 per ton, menguat 1,35% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 10 Februari lalu atau delapan hari terakhir.

Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif batu bara yang juga menguat pada Selasa lalu. Dalam dua hari tersebut, harga batu bara melesat 11,23%.

Harga batu bara makin menguat setelah Eropa mulai kembali meningkatkan impor pasir hitam. Kenaikan harga gas Eropa juga ikut menopang harga batu bara.

Mulai menguatnya permintaan dari Eropa berbarengan dengan lonjakan impor dari China serta proyeksi kenaikan permintaan dari India.

Dikutip dari Montel News dengan mengutip data Kpler, impor batu bara Eropa yang mengalir ke Pelabuhan Amsterdam, Rotterdam and Antwerp (ARA) diperkirakan naik 13% pada Februari 2023 dibandingkan sebelumnya.

Sebagai catatan, pengiriman batu bara ke Pelabuhan ARA diperkirakan mencapai 2,6 juta ton pada Januari 2023 sementara pada Desember 2022 sekitar 3,3 juta ton.

Turunnya produksi pembangkit tenaga air serta kekhawatiran menyusutnya permukaan Sungai Rhine menjadi beberapa penyebab mengapa impor kembali naik.

Harga batu bara juga kembali naik karena merangkaknya harga gas. Harga gas sendiri kembali naik karena meningkatnya permintaan dari produser listrik.

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) menguat 2,03% ke posisi 50,57 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

Selain karena masih cerahnya harga batu bara dunia, prospek pembagian dividen saham batu bara big cap yang cenderung positif juga turut menopang saham batu bara di RI.

Sentimen soal pembagian dividen emiten batu bara yang kemungkinan berlangsung pada April-Juni mendatang membuat investor masih terus memburu saham batu bara dan bisa menyelamatkan ‘keboncosan’ investor akibat lesunya saham batu bara pada Januari lalu.

Singkatnya, dalam jangka pendek, harga saham batu bara seperti ADRO atau PTBA masih cenderung positif seiring investor memburu dividen. Walaupun, tidak menutup kemungkinan harga saham bisa kembali melorot pasca cum dividen.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya Nomor Satu di RI

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts