Harga CPO Makin Ambruk, Gara-Gara Boikot ke Eropa Gagal?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali mengalami penurunan. Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange anjlok di sesi awal perdagangan Jumat (10/2/2023).

Read More

Pada pukul 09: 49 WIB, harga CPO pada sesi awal perdagangan anjlok turun 2,00% ke MYR 3.892 /ton.Harga tersebut adalah yang kedua kalinya pelemahan dalam seminggu ini.

Pelemahan pagi ini memperpanjang tren negatif harga CPO yang juga ditutup melemah kemarin.

Pada perdagangan Kamis (9/2/2023), harga CPO ditutup di posisi MYR 3.973 per ton. Harganya melemah 0,60%. Harga tersebut merupakan harga terhadap selama perdagangan seminggu ini.

Pelemahan harga sawit ini terjadi setelah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk tidak melakukan boikot ke Uni Eropa dengan menghentikan ekspor.

Dengan tidak adanya pemberhentian ekspor maka pasokan sawit global tidak akan terganggu sehingga gejolak harga bisa ditekan.

Alih-alih melakukan pemberhentian ekspor terhadap Uni Eropa, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk fokus meningkatkan permintaan hilirisasi produk sawit.

Sebagai catatan, Kamis (9/2/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan menggelar pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Dato’ Sri Haji Fadillah bin Yusof .

Produksi CPO Indonesia mencapai 46,7 juta ton selama 2022. Sedangkan, produksi minyak sawit Malaysia yakni 18,11 juta ton. Berkontribusi sebanyak 82% terhadap pasokan CPO dunia.

“Setop ekspor bukan hal yang dibahas. Kita sebagai negara yang juga melakukan impor-ekspor, tentu itu (setop ekspor) bukan pilihan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Bilateral di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (9/2).

Sekedar informasi, Malaysia sempat mengancam akan menghentikan ekspor CPO ke Eropa setelah Komisi Uni Eropa yang telah menyetujui Undang-Undang (UU) yang melarang masuknya produk yang berkaitan dengan deforestasi.

Ada 6 komoditas berbasis lahan yang terancam dilarang masuk Uni Eropa (UE), yaitu kopi, daging sapi, kedelai, cokelat, karet, dan beberapa turunan minyak sawit.

Namun terbaru Airlangga menyebut tidak ada aksi boikot seperti yang dikhawatirkan belakangan ini.

“Tidak ada boikot-boikotan, jadi tidak perlu merespon apa yang tidak ada. Jadi ya biasa aja,” katanya

Di sisi lain harga sawit juga memang cenderung menurun belakangan. Airlangga menyebut solusinya adalah meningkatkan kembali permintaan dengan cara mengembangkan hilirisasi.

“Komunikasi dialog karena harga naik tergantung suplai demand, yang perlu dikembangkan produk turunan juga mendorong oleh chemicals dorong hilirisasi gantikan beberapa komoditas bahan baku yang lain,” katanya

Akibat kebijakan Uni Eropa, dikhawatirkan akan timbul dampak negatif yang signifikan terhadap ekspor minyak sawit global serta negara berkembang lainnya.

Di antaranya menaikkan biaya bagi eksportir minyak sawit dan menurunkan daya saing mereka terhadap minyak nabati lainnya di Uni Eropa.

Dalam pertemuan kemarin, Indonesia dan Malaysia juga berencana menanggapi proposal Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa.

Pertemuan tersebut juga sepakat untuk melakukan misi bersama ke UE dalam mengkomunikasikan konsekuensi yang tidak diinginkan dari peraturan tersebut terhadap sektor kelapa sawit.

Utamanya adalah kemungkinan pengucilan petani kecil, dari rantai pasokan, dan dalam mencari kemungkinan pendekatan kolaboratif di antara pihak-pihak terkait.

Kedua negara juga sepakat untuk melakukan kunjungan ke India untuk memanfaatkan beberapa peluang potensial di negara tersebut.

Kunjungan tersebut antara lain bertujuan untuk lebih mempromosikan penggunaan minyak sawit menyusul pengakuan ISPO dan MSPO oleh India melalui inisiatif bersama dengan Indian Palm Oil Sustainability Framework (IPOS), serta pengenalan dan penerimaan Global Framework of Principles for CPOPC dan Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan (GFP-SPO).

CNBCINDONESIA RESEARCH
[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sudah Dibantu China dan Argentina, Harga CPO Tetap Ambruk 5%

(mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts