Harita Jadi Emiten Nikel Terbesar RI, Ini Deretan Pesaingnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten tambang usaha bijih nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) resmi listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12/4/2023). Pasca-penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), NCKL menjadi emiten nikel terbesar RI.

Read More

Ini terlihat dari kapitalisasi pasar (market cap) NCKL yang mencapai Rp81,40 triliun.

Angka tersebut di atas raksasa nikel PT Vale Indonesia Tbk (VALE) Rp64,34 triliun dan emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang sebesar Rp50,70 triliun.


Namun, NCKL akan segera ditunggu oleh anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) milik Garibaldi Thohir yang akan listing di bursa pada 18 April mendatang. Dengan harga penawaran di Rp795/saham, MBMA berpotensi memiliki market cap jumbo hingga Rp85 triliun.

Dalam IPO, anak usaha Grup Harita tersebut melepas sahamnya ke publik sebanyak 7,99 miliar saham baru atau setara dengan 12,67% dari modal yang ditempatkan dengan nilai nominal masing- masing saham sebesar Rp100 per saham.

Adapun harga saham yang ditawarkan ke masyarakat dibanderol Rp1.250 per saham.

Dengan demikian, perseroan akan mendapatkan dana segar senilai Rp9,99 triliun, mengalahkan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang meraup dana Rp9,06 triliun.

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO NCKL, setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk:

– Sekitar 8,4% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya (HJR).

– Sekitar 9,4% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan (Dwimuria).

– Sekitar 23,6% (dua puluh tiga koma enam persen) akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

– Sekitar 1,4% akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran seluruh utang outstanding Fasilitas Term Loan 1 dan Fasilitas Term Loan 3 kepada OCBC NISP.

– Sekitar 3,3% akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal (capital expenditure), termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian alat berat sektiar 33 unit seperti bulldozer, fuel truck, rock breaker, dan alat berat lainnya, perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan nikel serta infrastruktur pendukung.

– Sekitar 50,4% untuk keperluan Entitas Anak dan Entitas Asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman.

– Sisanya sekitar 3,5% akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja (working capital) termasuk namun tidak terbatas pada biaya kontraktor pertambangan, bahan bakar, beban gaji, biaya umum dan administrasi, biaya overhead dan spare parts.

Perseroan juga akan mengalokasikan saham sebesar 0,44% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO tersebut untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation (ESA) yaitu sebanyak sebesar 35 juta saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga IPO.

Hal itu telah sesuai dengan keputusan sirkuler para pemegang saham sebagai Pengganti dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada tanggal 12 Desember 2022 lalu.

Untuk memuluskan aksi korporasi ini, NCKL menunjuk beberapa penjamin pelaksana emisi efek, diantaranya, PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


RI Demam Baterai Listrik, Raksasa Nikel Ini Mau IPO Rp 9 T

(trp/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts