Harta Wanita China Ini Tiba-tiba Naik Rp16,53 T dalam Sehari

Jakarta, CNBC Indonesia – Harta kekayaan cofounder perusahaan real estate Longfor Properties Wu Yajun bertambah US$1,1 miliar atau setara dengan Rp16,53 triliun (asumsi kurs Rp15.027/US$) pada Selasa (26/7). Ini seiring pemerintah China berjanji memberikan dukungan lanjut terhadap sektor properti yang sedang terpukul.

Read More

Taipan wanita berusia 59 tahun tersebut memiliki kekayaan US$8,8 miliar (Rp132,24 triliun) berdasarkan daftar miliarder versi Real-Time Forbes. Pundi kekayaan Wu Yajun berasal dari kepemilikan saham sebesar 40% di developer yang melantai di bursa efek Hong Kong tersebut.

Melansir Forbes, Wu Yajun sendiri menanggalkan jabatan sebagai chair Longfor pada Oktober tahun lalu.

Pada perdagangan Selasa waktu Hong Kong, saham Longfor meroket hingga 28% pada pagi hari, sebelum ditutup 25,6%. Longfor menjadi salah satu saham real estate termoncer di bursa Hong Kong pada hari itu.

Saham Longfor meroket setelah pembacaan kebijakan pada Senin, di mana otoritas China mengumumkan pelonggaran lebih lanjut pembatasan pada sektor properti negara yang babak belur akhir-akhir ini.


Meskipun pertemuan anggota Politburo teratas China tidak mengumumkan langkah-langkah stimulus dalam skala besar yang beberapa investor telah lama harapkan, pertemuan tersebut berakhir dengan sejumlah rencana umum untuk meningkatkan konsumsi domestik dan menyesuaikan kebijakan terkait real estate untuk memastikan pengembangan pasar yang stabil dan sehat.

Dalam pembacaan kebijakan tersebut, investor tampaknya antusias dengan penghapusan slogan khas Presiden China Xi Jinping, ‘rumah adalah untuk dihuni, bukan untuk spekulasi.’

Prinsip yang pertama kali diperkenalkan pada 2016 tersebut menandai penindakan bertahun-tahun terhadap adanya leverage atau utang berlebihan di sektor real estat China.

“Pertama kalinya sejak 2018, Beijing tidak menyebutkan prinsip umum ‘rumah adalah untuk dihuni, bukan untuk spekulasi’ dalam pertemuan kebijakan ekonomi tingkat atas,” demikian tulis ekonom Nomura yang dipimpin oleh Lu Ting pada Selasa, dikutip dari Forbes (26/7).

Menurut ekonomi, frasa tersebut dihapus seiring risiko pemanasan berkurang dan pada gilirannya mengirim sinyal pelonggaran lebih lanjut terhadap pembatasan properti.

Bisa dibilang, Longfor diuntungkan berkat pendekatan keuangan yang relatif hati-hati. Perusahaan ini tidak meminjam secara masih seperti kasus China Evergrande Group milik miliarder Hui Ka Yan, yang mengungkapkan pekan lalu, total kewajibannya telah meningkat menjadi US$335 miliar dan kini sedang menjalani proses restrukturisasi yang panjang di luar negeri.

Sementara itu, Wu, berkali-kali menekankan pentingnya disiplin keuangan selama masa kepemimpinannya di Longfor, yang menurut analis membantu perusahaan lebih baik dalam menghadapi aksi galak pemerintah di sektor properti di China.

Namun, menurut Shen Meng, direktur manajemen bank investasi boutique berbasis di Beijing, Chanson & Co, investor mungkin terlalu cepat dalam mengharapkan dukungan yang konkret.

Selain Longfor, saham pengembang real estat miliarder Yang Huiyan, Country Garden, melonjak setelah pertemuan Politburo tersebut.

Saham pengembang tersebut, yang juga terdaftar di bursa Hong Kong, naik 14,3% pada Selasa pagi, membalikkan kerugian dari hari sebelumnya.

“Pasar memiliki harapan besar untuk pertemuan kebijakan ini,” kata Shen, dikutip Forbes.

“Tapi selain menghapus slogan, tidak ada panduan konkret [dalam pertemuan tersebut], terutama yang menyebutkan penyesuaian untuk meningkatkan penjualan properti yang lesu dan menyelesaikan masalah lebih luas tentang kurangnya permintaan dalam perekonomian yang lemah,” imbuh Shen.

Pandangan ini sebagian didukung oleh para analis Nomura. Para ekonom menulis, mungkin ada beberapa pelonggaran tertentu terhadap pembatasan pembelian di kota-kota besar, tetapi mereka tidak mengharapkan langkah-langkah stimulus sebelumnya seperti program renovasi permukiman kumuh.

“Beijing tampaknya memiliki penilaian yang lebih pesimis tentang situasi ekonomi China,” tulis analis Nomura, sembari menambahkan, “tidak ada solusi cepat untuk sektor properti.”

Informasi saja, Wu Yajun berada di posisi 248 milarder terkaya dunia versi data Real Time Forbes. Wu Yajun menduduki peringkat 42 orang terkaya di China pada 2022.

Wu dan mantan suaminya Cai Kui, yang ikut mendirikan Longfor bersamanya pada 1993, bercerai pada 2012. Cai Kui saat ini tidak lagi memiliki peran di perusahaan.

Wanita yang bergelar sarjana teknik, bekerja sebagai jurnalis sebelum terjun ke bisnis real estate.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya RI, Bisnisnya Gak Main-Main

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts