Hijau 3 Hari Beruntun, Harga CPO Siap Lanjut Balik Tren?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange berhasil rebound dan menguat 3 hari beruntun, mengakhiri tren pelemahan 7 hari berturut-turut sebelumnya.

Read More

Melansir Refinitiv, harga CPO kontrak Desember 2023 naik ke MYR3.785 per ton pada Jumat (15/9/2023), melanjutkan kenaikan sejak 13 September 2023. Dengan penguatan ini, harganya kembali mendekati level 3.800.

Kendati naik 3 hari berturut-turut, harga CPO masih terkoreksi 1,17% dalam sepekan, berkat penurunan 7 hari tanpa henti pada periode 4-12 September 2023.


Menguatnya harga CPO didukung oleh pemulihan minyak nabati dan minyak mentah Dalian. Harga minyak rebound pada Kamis (14/9/2023) karena ekspektasi akan pengetatan prospek pasokan minyak mentah global untuk sisa tahun 2023 menutupi kekhawatiran atas melemahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya persediaan AS.

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, naik 0,46%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 meningkat 0,62%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,56%.

“Harga energi saat ini juga terlihat stabil dalam kisaran yang lebih tinggi, mendukung minyak nabati dalam upaya memenuhi permintaan baru dari pembuat biofuel,” kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian komoditas di Sunvin Group yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Pembeli minyak sawit terbesar India mengimpor 1,13 juta metrik ton minyak sawit pada bulan Agustus, meningkat 3,9% dari bulan sebelumnya dan merupakan level tertinggi dalam sembilan bulan, kata sebuah badan perdagangan terkemuka.

Sementara itu, impor minyak sawit Uni Eropa pada tahun 2023/24 mencapai 634.515 ton pada 8 September, turun dari 736.716 ton yang dikirim pada tahun sebelumnya.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 September turun 11,2% dibandingkan bulan sebelumnya, surveyor kargo Intertek Testing Services mengatakan pada hari Minggu, sementara perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia memperkirakan penurunan sebesar 20,4%.

Persediaan minyak sawit Malaysia naik 22,5% dari bulan sebelumnya ke level tertinggi dalam tujuh bulan sebesar 2,12 juta ton pada akhir Agustus, karena produksi meningkat dan ekspor melambat, data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan pada hari Senin.

Potensi Penguatan

Kontrak berjangka CPO diperkirakan akan mengalami tren kenaikan pada minggu depan seiring berlanjutnya sentimen positif di pasar.

Melansir Bernama, Sabtu (16/9), trader minyak sawit David Ng mengatakan kinera positif pada minggu lalu diperkirakan akan terus berlanjut di tengah kinerja minyak kedelai yang kuat ditambah dengan kenaikan harga minyak dunia.

“Kami memperkirakan harga CPO akan memiliki level support pada MYR3.700 dengan resistance yang terlihat di MYR4.000 minggu depan,” kata David Ng kepada Bernama.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Eropa Cari Gara-gara, Harga Sawit Jadi Loyo dan Tak Bertenaga

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts