Holder GOTO Jangan Putus Asa, Dulu Amazon Juga Drop 95% Kok!

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus mengalami penurunan. Sejak IPO, nilai kapitalisasi pasar GOTO telah tergerus 67,8%.

Read More

Ada dua faktor utama yang membuat harga saham GOTO terus tertekan. Pertama adalah fenomena tech sell off yang terjadi secara global dan kedua adalah faktor lock-up period yang berakhir.

Kenaikan suku bunga yang agresif membuat indeks Nasdaq Composite sebagai acuan indeks saham teknologi global drop 26,74% sepanjang 2022.

Dengan valuasi saham-saham teknologi yang cenderung premium, kenaikan suku bunga menjadi katalis negatif yang membuat para investor melepas kepemilikan aset berisiko dan beralih ke aset-aset yang lebih rendah risiko dengan imbal hasil yang menarik.

Kemudian aspek yang kedua adalah berakhirnya lock up saham GOTO. Ketika lock up saham berakhir, maka investor lama GOTO sebelum IPO dapat melepas kepemilikan sahamnya sehingga membuat tekanan jual meningkat di pasar.

Tekanan jual yang naik signifikan membuat saham GOTO Auto Reject Bawah (ARB) berjilid-jilid. Sejak lock up dibuka per 1 Desember 2022, saham GOTO tak pernah lepas dari ARB.

Saham-saham teknologi memang cenderung bergerak lebih volatil. Apalagi dengan kondisi dan situasi ekonomi seperti sekarang.

Di tengah ancaman inflasi, suku bunga tinggi dan adanya resesi, banyak emiten teknologi masih mencatatkan kerugian jumbo karena mengejar growth dan bertumpu pada strategi bakar uang.

Sehingga hancurnya harga saham teknologi tidak hanya dialami GOTO saja, melainkan saham-saham lain. Saham Grab Holdings yang listing di bursa New York juga ambles nyaris 60% tahun ini.

Tidak hanya itu, saham sekelas Amazon aja sempat anjlok dalam. Kala itu tahun 1990-an ketika perusahaan dengan embel-embel dotcom masih menjadi primadona.

Valuasi perusahaan melonjak, mencapai lebih dari 50 kali lipat nilai IPO pada Desember 1999. Namun Nasdaq mencapai peak tak lama kemudian pada 10 Maret 2000, di 5.132,52.

Hanya saja setelah itu pasar mengalami crash sehingga indeks Nasdaq anjlok menjadi hampir 1.100 pada Oktober 2002.

Saat crash terjadi, perusahaan dot-com mulai goyah. Geocities, Webvan, dan Boo.com tiba-tiba bangkrut. Saham Amazon juga anjlok dan kehilangan lebih dari 95% nilai pasarnya dalam kurun watu 2 tahun.

Nyatanya selang 20 tahun, Amazon tak hanya sukses kembali menembus level tertinggi sepanjang sejarahnya dan berhasil mencetak level tertinggi baru.

Apabila anda berinvestasi di pucuk bubble 1999 silam maka nilai investasi anda saat ini akan naik 16 kali lipat di harga Amazon saat ini atau 33 kali jika dibandingkan dengan level tertinggi sepanjang sejarah Amazon.

Jika anda berhasil membeli saham Amazon di harga terendah pasca crash keuntungan anda akan lebih jumbo lagi yakni kenaikan 334 kali dari harga sekarang dan kenaikan 677 kali dari harga ATH.

Pertanyaan di benak seluruh para pelaku pasar tentunya mampukah GOTO mengikuti jejak Amazon, atau malah mengikuti jejak perusahaan dot com lain yang namanya sudah tak pernah terdengar lagi sekarang.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts