HUT ke-78, 10 Perusahaan RI Ini Ternyata Dikuasai Asing!

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah saham emiten raksasa atau big cap yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat banyak dimiliki investor asing. Menyambut perayaan Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, bagaimana posisi investor lokal dan asing di pasar saham domestik?

Read More

Secara umum nilai kepemilikan aset dalam bentuk saham scripless atau non warkat yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), saat ini tidak lagi dikuasai investor asing.Menurut catatan CNBC Indonesia sebelumnya, sejak April2020, komposisi kepemilikan investor domestik lebih besar dibandingkan investor asing.

Sebagai informasi, saham scripless adalah saham yang pencatatannya sudah di konversi ke dalam bentuk elektronik digital. Sisanya, masih ada saham dalam bentuk warkat yang biasanya dipegang oleh pengendali perusahaan tercatat.



Berdasarkan data KSEI, per 31 Juli 2023 total nilai aset sahamscriplessmencapai Rp6.025 triliun atau setara 59,46% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia pada 16 Agustus 2023. Rinciannya, nilai kepemilikan investor lokal mencapai Rp3.132,2 triliun atau 51,99% dari total nilai saham non warkat.

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia sebelumnya, tekanan jual asing yang tinggi semenjak pandemi virus corona 2020 turut menyebabkan kepemilikan investor lokal terus bertambah.

Namun, asing, terutama investor institusional, yang masih menguasai kepemilikan di belasan emiten big cap masih memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pergeraka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Data menunjukkan, sejak awal 2023 (year to date/YtD) hingga 16 Agustus, asing melakukan pembelian bersih (net buy) Rp15,41 triliun di pasar reguler.

Seiring dengan itu, kendati sejatinya masih ‘belum ke mana-mana’ sejak menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada medio September 2022, IHSG masih bisa tumbuh 0,73% YtD.

Bisa dibilang, hingga saat ini dominasi investor lokal di bursa saham tampaknya semu karena data KSEI tersebut mencatat semua saham yang melantai di BEI, termasuk saham-saham perusahaan menengah dan kecil yang memang tidak masuk dalam radar pembelian investor asing yang lebih tertarik dengan saham bluechip.

Menurut penelusuran CNBC Indonesia Research, dari 15 emiten dengan market cap terbesar di bursa, 10 di antaranya dikuasai oleh investor asing, mengacu pada data KSEI.



Bahkan, investor asing cenderung menguasai 4 dari 5 emiten dengan market cap terbesar bursa, termasuk trio perbankan BCA, BRI, dan Bank Mandiri.

Padahal, market cap ketiga bank tersebut mencapai Rp2.525,42 triliun atau 24,92% dari total market cap IHSG.

Tak pelak lagi, pergerakan ketiga bank tersebut menjadi pendorong utama pergerakan IHSG.

Sedangkan, kesepuluh emiten di atas menyumbang market cap Rp3.838,49 triliun atau setara dengan 37,88% dari total market cap bursa.

Singkatnya, aliran masuk dana dari investor asing dalam taraf tertentu diperlukan untuk membantu mengangkat performa IHSG. Tetapi, di sisi lain, pertumbuhan, baik jumlah maupun nilai investasi, investor saham domestik di Tanah Airnya sendiri juga tidak kalah penting.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected] 


Artikel Selanjutnya


Jam Perdagangan Bursa Kembali Normal, Bos OJK Buka-Bukaan

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts