IEA Proyeksi Pasar Energi Makin Ketat, Harga Minyak Melonjak Lagi


IEA Proyeksi Pasar Energi Makin Ketat, Harga Minyak Melonjak Lagi

Read More




















































































Market – Susi Setiawati, CNBC Indonesia

15 March 2024 09:25






Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah kompak bergerak lebih rendah pada awal perdagangan hari ini, setelah lonjakan pada perdagangan sebelumnya karena revisi prospek Badan Energi Internasional (IEA) menandakan pasar minyak yang lebih ketat.

Pada awal perdagangan hari ini Jumat (15/3/2024), harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,15% di posisi US$81,14 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent bergerak lebih rendah atau turun 0,32% di posisi US$85,15 per barel.




SCROLL TO RESUME CONTENT



/**
* This is the JS code we ship with the “responsive” embed codes. It’s main purpose is to catch the
* postMessage calls for automatic resizing etc.
*
* When you update this, make sure to upload new versions to
* https://datawrapper.dwcdn.net/lib/embed.js and https://datawrapper.dwcdn.net/lib/embed.min.js
*/
function initResponsiveEmbed() {
window.addEventListener(‘message’, function (event) {
if (typeof event.data[‘datawrapper-height’] !== ‘undefined’) {
var iframes = document.querySelectorAll(‘iframe’);
for (var chartId in event.data[‘datawrapper-height’]) {
for (var i = 0; i < iframes.length; i++) {
if (iframes[i].contentWindow === event.source) {
var height = event.data[‘datawrapper-height’][chartId] + ‘px’;
iframes[i].style.height = height;
}
}
}
}
});
}

initResponsiveEmbed();

})();
// ]]>

Pada perdagangan Kamis (14/3/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 1,93% di posisi US$81,26 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent terapresiasi 1,65% di posisi US$85,42 per barel.

Harga minyak naik pada perdagangan Kamis dan mencapai level tertinggi dalam empat bulan karena Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasar akan lebih ketat pada tahun 2024 dan meningkatkan pandangannya terhadap pertumbuhan permintaan minyak pada tahun ini.

IEA meningkatkan pandangannya mengenai pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024 untuk keempat kalinya sejak November 2023 karena serangan Houthi mengganggu pengiriman minyak di Laut Merah, namun memperingatkan bahwa “perlambatan ekonomi global dapat menjadi hambatan tambahan terhadap penggunaan minyak”.

Badan pengawas energi memperkirakan permintaan akan meningkat sebesar 1,3 juta barel per hari pada tahun 2024, naik 110.000 barel per hari dari bulan lalu, namun masih lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 2,3 juta barel per hari pada tahun lalu.

IEA juga memangkas perkiraan pasokan pada tahun 2024 dan kini memperkirakan pasokan minyak akan meningkat sebesar 800.000 barel per hari menjadi 102,9 juta barel per hari pada tahun ini.

“Permintaan tetap tinggi, sementara pasokan semakin terbatas, terutama dari sisi bahan bakar. Margin pengilangan juga sangat kuat dan memberikan dampak positif bagi permintaan minyak mentah,” ujar Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, kepada Reuters.

Crack spread 3-2-1, yang mewakili margin penyulingan, naik ke level tertinggi sejak pertengahan September pada hari Rabu, mendorong lebih banyak pemrosesan minyak mentah.

Sementara itu, serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap fasilitas penyulingan Rusia berlanjut untuk hari kedua pada hari Rabu, menargetkan empat kilang minyak besar.

Kementerian Energi Rusia mengatakan ekspor bahan bakar laut Rusia turun 1,5% dari bulan sebelumnya di bulan Februari karena penghentian kilang yang disebabkan oleh serangan pesawat tak berawak dan kebakaran di Ukraina.

Kerusakan kilang dapat mengurangi produksi bensin Rusia lebih dari 10%, ujar Kissler.

Sementara itu di AS, persediaan minyak mentah dan bensin anjlok pada minggu lalu, data pemerintah menunjukkan pada hari Rabu, dengan harga pompa bensin yang diperkirakan akan meningkat tajam dalam beberapa minggu mendatang karena penghentian produksi kilang besar-besaran yang telah mengurangi pasokan menjelang musim mengemudi di musim panas.

Harga produsen AS naik 0,6% pada bulan Februari, sebagian karena harga bensin meningkat lebih dari perkiraan kenaikan 0,3%.

Menurut alat CME FedWatch, para pelaku pasar saat ini melihat peluang 63,5% dari penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Juni mendatang, turun dari 67% sebelum data tersebut dirilis. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Pertumbuhan jangka pendek dalam produksi minyak dan cairan global akan didorong terutama oleh Amerika Serikat, Guyana, Kanada, dan Brasil, mengimbangi pengurangan produksi sukarela oleh OPEC+, menurut perkiraan Badan Informasi Energi AS pada hari Kamis.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Keputusan The Fed, Bikin Harga Minyak Melejit


(saw/saw)











LAINNYA DI DETIKNETWORK

Features

    spinner loading











Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts