IHSG Ambruk Lagi, BREN Hingga ADRO Jadi Biang Kerok

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali ambles pada akhir perdagangan Rabu (1/11/2023), jelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Read More

IHSG ditutup ambruk 1,63% ke posisi 6.642,418. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.600 pada hari ini.

Nilai transaksi IHSG pada hari ini mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 135 saham menguat, 450 saham terkoreksi dan 165 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 4,12%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.










Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI -15,15 4.830 -2,62%
Barito Renewables Energy BREN -11,15 4.290 -6,33%
Bank Central Asia BBCA -10,29 8.600 -1,71%
Charoen Pokphand Indonesia CPIN -6,85 5.375 -7,33%
Barito Pacific BRPT -6,75 1.020 -9,33%
Adaro Energy Indonesia ADRO -5,47 2.410 -5,86%

Sumber: Refinitiv

Dua saham bank raksasa menjadi pemberat IHSG pada hari ini, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 15,1 indeks poin dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 10,3 indeks poin.

IHSG ambles terjadi menjelang pengumuman hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan setelah dirilisnya data inflasi RI periode Oktober 2023.

The Fed akan mengumumkan hasil pertemuan dua harinya pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pengumuman The Fed sangat ditunggu dunia karena besarnya pengaruh kebijakan tersebut kepada pergerakan pasar saham, obligasi, dan mata uang dunia.

Pada pertemuan September lalu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5,25-5,50%. Namun, bank sentral AS tetap memberi sinyal adanya kenaikan sekali lagi pada tahun ini.

Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau FOMC Minutes September juga menunjukkan sebagian pejabat The Fed masih melihat perlunya kenaikan suku bunga terbatas karena inflasi belum ada di kisaran target mereka yakni 2%.

Risalah menunjukkan adanya perbedaan yang cukup tajam antara pejabat The Fed mengenai tambahan kenaikan suku bunga.

Namun, pasar memprediksi The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada Kamis dini hari besok.

Hal ini sesuai dengan perangkat FedWatch Tool yang menunjukkan 97,1% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 98,4%.

Sementara itu dari Indonesia, inflasi pada Oktober 2023 resmi dirilis pada hari ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Tanah Air pada bulan lalu mencapai 0,17% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,56% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Hasil tersebut di luar ekspektasi pasar khususnya konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Oktober 2023 akan mencapai 0,26% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi tahunan akan berada di angka 2,65% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,00%.

Dengan inflasi yang meningkat berimplikasi pada naiknya harga barang. Alhasil masyarakat semakin sulit untuk membeli barang khususnya pangan dan berdampak pada pelemahan daya beli dan perekonomian domestik. Hal ini juga berpotensi membuat perekonomian Indonesia menjadi lesu ke depannya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Awal Pekan IHSG Merana, 7 Saham Ini Jadi Biang Keroknya

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts