Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar saham Indonesia bergerak mendatar pada perdagangan sepanjang pekan ini. Akan tetapi beberapa saham mencatatkan performa kenaikan yang signifikan dan memberikan cuan besar. Di sisi lain ada saham-saham yang jatuh.
TOP GAINERS
Kode
|
Perusahaan
|
Harga pekan lalu
|
Harga pekan Ini
|
Perubahan
|
YPAS
|
Yanaprima Hastapersada Tbk
|
625
|
990
|
58.40%
|
ZATA
|
Bersama Zatta Jaya Tbk
|
182
|
246
|
35.16%
|
ATAP
|
Trimitra Prawara Goldland Tbk
|
92
|
119
|
29.35%
|
BOLA
|
Bali Bintang Sejahtera TbK
|
244
|
312
|
27.87%
|
EURO
|
Estee Gold Feet Tbk
|
166
|
212
|
27.71%
|
MARI
|
Mahaka Radio Integra Tbk
|
125
|
157
|
25.60%
|
TOP LOSERS
Kode
|
Perusahaan
|
Harga pekan lalu
|
Harga pekan Ini
|
Perubahan
|
NICK
|
Charnic Capital Tbk
|
352
|
252
|
-28.41%
|
HOMI
|
Grand House Mulia Tbk
|
665
|
494
|
15.71%
|
BIMA
|
Primarindo Asia Infrastructure Tbk
|
210
|
161
|
23.33%
|
BSBK
|
Wulandari Bangun Laksana Tbk
|
290
|
226
|
22.07%
|
FIRE
|
Alfa Energi Investama Tbk
|
298
|
236
|
20.81%
|
MCAS
|
M Cash Integrasi Tbk
|
10750
|
8650
|
19.53%
|
Indeks Harga Saham Gabungan bergerak mendatar karena pengaruh sentimen dari luar negeri maupun dalam negeri.
Dari luar negeri investor mencermati harga produsen AS yang meningkat tapi masih di bawah perkiraan pada Oktober. Ini diartikan oleh para pelaku pasar bahwa inflasi mulai mereda dan dapat menjadi pertimbangan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves/The Fed, untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sejak Rabu (16/11) akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) sesuai dengan konsensus.
Rilis data transaksi berjalan Indonesia yang mencatatkan surplus. Transaksi berjalan pada triwulan III 2022 terus menunjukkan kinerja yang solid ditandai dengan peningkatan surplus sehingga dapat menahan tekanan terhadap NPI akibat tekanan pada transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan III 2022 mencatat defisit 1,3 miliar dolar AS, dan posisi cadangan devisa pada akhir September 2022 tercatat sebesar 130,8 miliar dolar AS atau setara dengan pembiayaan 5,7 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
(ras/ras)
Sumber: www.cnbcindonesia.com