IHSG Jaga Peluang Hijau di Sesi II, Level 6.900 Jadi Barrier

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan sesi I, Kamis (10/8/2023).

Read More

IHSG menguat 0,17% ke 6.886,45, usai sempat menembus level psikologis 6.900 pada tadi pagi.

Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp23,08 triliun, di tengah indeks MSCI Global Standard akan mengalami rebalancing mini pada hari ini.

Sebanyak 256 saham turun, 252 saham naik, dan 211 stagnan.

Secara sektoral, ada tiga sektor menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor teknologi yang mencapai 1,5%, sektor energi sebesar 1,07%, dan sektor industri sebesar 0,96%.

IHSG kembali menguat, di tengah sikap investor yang menanti rilis data inflasi AS pada periode Juli 2023. Pasar dalam survei Dow Jones memperkirakan inflasi AS akan mencapai 0,2% (month-to-month/mtm) dan 3,3% (year-on-year/yoy) pada Juli. Sebagai informasi, inflasi AS pada Juni berada di 0,2% (mtm) dan 3% (yoy).

Artinya, inflasi AS secara tahunan diprediksi meningkat. Hal ini menjadi kekhawatiran pasar karena inflasi yang meningkat akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembalihawkishdengan kebijakan suku bunganya. Kenaikan inflasi akan menjauhkan AS untuk memenuhi target inflasi di kisaran 2%.

Negeri Paman Sam juga akan mengabarkan data penting lainnya hari ini yaitu tingkat klaim pengangguran pada pekan yang berakhir per 5 Agustus 2023.

Pada pekan sebelumnya, jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran AS mencapai 227 ribu. Jumlah tersebut naik dari pekan sebelumnya yang sebesar 221 ribu.

MelansirTrading Economics, konsensus pasar memperkirakan klaim pengangguran pengangguran AS akan kembali meningkat menjadi 230 ribu.TEForecastmemprediksi kenaikan yang lebih rendah di 229 ribu.

Kenaikan tersebut cukup kecil untuk menyimpulkan jika pasar tenaga kerja AS sudah mendingin. Hal ini bisa mendukung kemungkinan bahwa The Fed masih akan memperpanjang siklus pengetatannya tahun ini.

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG mencoba bertahan di kisaran area penting 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan MA 20 (6.886).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik tipis ke 54,62.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada sedikit di atas garis sinyal dengan kecenderungan menyempit.

Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup menguat dan menguji resistance terdekat di level psikologis 6.900. Sedangkan, level support terdekat berada di 6.880 (Fibonacci 78,6%).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Gagal Lanjut Pesta, IHSG Dibuka di Zona Merah

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts