IHSG Masih Sumringah, 2 Saham Prajogo Jadi Penopangnya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat pada perdagangan Jumat (16/2/2024) akhir pekan ini. 

Pasar sepertinya masih menyambut baik keunggulan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Rakat berdasarkan hitung cepat atau quick count.

IHSG ditutup menguat 0,44% ke posisi 7.335,545. Akan tetapi penguatan IHSG pada hari ini tidak sekencang kemarin, di mana IHSG sempat melesat lebih dari 2%.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 16 triliun dengan melibatkan 18 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 221 saham menguat, 316 saham melemah, dan 226 saham mendatar.

Secara sektoral, sektor industrial menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni sebesar 0,51%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.











Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Chandra Asri Petrochemical TPIA 18,28 4.620 14,07%
Telkom Indonesia (Persero) TLKM 15,34 4.160 3,23%
Barito Renewables Energy BREN 13,67 5.475 6,83%
Bank Central Asia BBCA 6,95 9.950 1,02%
Astra International ASII 3,40 5.200 1,46%
Sumber Alfaria Trijaya AMRT 3,28 2.770 2,59%
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI 2,96 6.150 0,41%

Sumber: Refinitiv

Dua saham Prajogo Pangestu menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang mencapai 18,3 indeks poin dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 13,7 indeks poin.

Adapun hingga pukul 16:00 WIB, Prabowo-Gibran masih unggul dengan rata-rata 58% di enam survei quick count.

Apabila hasil hitung resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak jauh berbeda dengan quick count nantinya, maka dapat dipastikan Pilpres tahun ini hanya akan berlangsung satu putaran, sehingga investor cenderung bergembira karena ketidakpastian dari dalam negeri dapat berkurang.

Di sisi lain, IHSG juga menguat seiring positifnya bursa saham global pada hari ini. Hal ini terjadi setelah data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) kembali melandai pada Januari lalu.

Laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel AS turun 0,8 persen pada Januari lalu, seiring merosotnya penjualan mobil dan bahan bakar minyak (BBM).

Pelemahan penjualan ritel AS mencuatkan harapan segera dilakukannya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Berdasarkan perangkat FedWatch CME Group, kemungkinan terjadinya pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada Mei mencapai 40%, sedangkan pada Juni mencapai 79%.

Namun, pasar yang memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed pada Maret mendatang terpantau mengecil dibandingkan sekitar sebulan lalu, yakni sebesar 10,5%.

Meski penjualan ritel AS melandai, tetapi data tenaga kerja AS masih cukup panas, membuat pasar seperti bimbang karena data ekonomi dan tenaga kerja di AS masih belum searah pergerakannya.

Laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah klaim awal tunjangan pengangguran mencapai 212.000 pada pekan yang berakhir 10 Februari, lebih rendah dari ekspektasi 212.000.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


IHSG Cetak Rekor Baru Lagi! Ditutup Melesat 1,11%

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts