IHSG Menghijau, Ternyata 6 Saham Ini Pendorongnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan sesi I Senin (24/7/2023), di awal pekan yang cukup sibuk dari agenda beberapa bank sentral utama dan dalam negeri.

Read More

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,25% ke posisi 6.898,037. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800 pada sesi I hari ini. Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,54%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali menguat.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.










EMITEN KODE SAHAM INDEKS POIN HARGA TERAKHIR PERUBAHAN HARGA
Bayan Resources BYAN 5.07 19.025 1,60%
Telkom Indonesia TLKM 3.68 3.890 0,78%

United Tractors

UNTR 2.93 25.250 3,06%
Bank Mandiri BMRI 2.39 5.575 0,45%
Astra International ASII 2.37 6.500 0,78%
Indo Tambangraya Megah ITMG 1.14 27.900 4.72%

Saham raksasa batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi penopang IHSG paling besar di sesi I hari ini, yakni mencapai 5,1 indeks poin.

Di tengah ketidakpastian pasar akan berbagai pengumuman suku bunga pekan ini, IHSG tetap mampu melanjutkan penguatan dari awal paruh kedua tahun ini.

Setidaknya ada lima bank sentral yang akan akan menggelar rapat moneter pada pekan ini. Di antaranya adalah Bank Indonesia (BI), The Fed (AS), bank sentral Eropa (ECB), bank sentral Jepang (BoJ), dan bank sentral Afrika Selatan.

Namun, sentimen penguatan IHSG seiring dengan Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 12 analis/ekonom memperkirakan jika BI masih akan menahan suku bunga di level 5,75% pada bulan ini.

Suku bunga di level 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini atau enam bulan berakhir. Inflasi Indonesia memang sudah jauh melambat dari 5,95% (yoy) pada September 2022 menjadi 3,52% (yoy) pada Juni 2023. Inflasi inti juga sudah melandai dari 3,36% (yoy) pada Desember 2022 menjadi 2,58% (yoy) pada Juni 2023.

Di tengah potensi Bank Indonesia yang masih akan dovish terhadap suku bunganya, FedWatch milik CME Group melihat ada probabilitas sebesar 99,2% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5% pada Selasa dan Rabu (25-26 Juli) waktu AS.

Jika kemudian hasil rapat FOMC kembali hawkish atau agresif menaikkan suku bunga, BI berpotensi ke depan ikut hawkish mengingat fokus BI saat ini adalah menjaga stabilitas rupiah. Karena itulah, sulit bagi BI untuk memulai memangkas suku bunga pada bulan ini.

Sentimen tersebut berpotensi menahan laju IHSG ke depannya, meski kenaikan suku bunga BI berpotensi menjadi yang terakhir. Kendati demikian, dalam horizon waktu lebih panjang IHSG berpotensi memasuki fase bullish seiring kebijakan pelonggaran keuangan (QE) yang akan datang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


IHSG Sentuh 6.900 Pasca Lebaran, Bos BEI Bocorkan Penyebabnya

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts