IHSG Sesi I Turun Setengah Persen Lebih, Sesi II Lebih Parah?

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendadak berbalik arah. Pada sesi I hari ini, Jumat (3/3/2023), indeks terkoreksi cukup tajam, turun 0,62% ke level 6.815.

Read More

Sebanyak 287 saham mengalami penurunan, 197 saham naik dan 233 lainnya tidak berubah.

Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 10,7 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 782 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,8 triliun.

Mayoritas saham blue chip memerah membebani IHSG. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tenggelam 6,9% disusul Sumber Alfaria jatuh 5,74%. Lalu, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)merosot 3,23% dan Kalbe Farma turun 2,86%. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga terpantau turun 2,17% sementara PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melandai 1,69%.

Tak hanya itu, IHSG juga mendapat dorongan negatif dari bertumbangannya bank dengan kapitalisasi raksasa. Sebut saja, Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memimpin pelemahan turun 1,45%, disusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 1,22%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga melemah 0,85% dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 0,42%.

Sentimen pasar utama hari ini masih diwarnai oleh implikasi atas pengumuman data ekonomi dan indikasi sikap The Fed yang masih hawkish beberapa bulan ke depan.

Analisa Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Hingga penutupan sesi I, IHSG membentuk pola pembalikan arah (reversal) tiga gagak hitam (three black crows).

Namun, potensi penurunan lebih dalam di sesi II nanti perlu konfirmasi lebih lanjut. Ini karena IHSG saat ini tertahan di level support berupa level Fibonacci 23,6% (6.815,07).
Selain itu, IHSG terbilang masih dalam fase sideways akhir-akhir ini.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI juga ditutup turun tajam ke 34,52, yang sudah mendekati area jenuh jual. Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD memotong dari atas ke bawah garis sinyal alias dead cross, yang merupakan pertanda pembalikan arah.

Melihat indikator di atas, IHSG berpeluang bergerak mixed dan ditutup melemah. Level support 6.815 (Fibo 23,6%) akan menjadi level krusial untuk diperhatian karena akan menentukan arah IHSG selanjutnya.

Apabila support tersebut jebol, level support IHSG selanjutnya ada di level psikologis 6.800. Sementara, level resistance ada di Fibo 38,2% (6.835).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dari Kredit Mahal Hingga Ironi yang Harus Diterima RI

(trp/dhf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts