penyebabsakit.com

Impor CPO India Melonjak, Eh Harga CPO Malah Tiarap 2 Hari!

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange turun tipis di sesi awal perdagangan Kamis (05/01/2023), meski impor CPO dari India melonjak.

Berdasarkan data Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melemah 0,05% ke MYR 4.167/ton pada pukul 09:15 WIB. Dengan begitu, harga CPO telah melemah dua hari beruntun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT



Wang Tao, analis komoditas Reuters memprediksikan harga CPO akan turun hingga ke sekitar MYR 4.109/ton karena gagal menembus titik resistance di MYR 4.289/ton.


Harga CPO berakhir ambles 1,93% ke MYR 4.171/ton (US$ 948,39/ton) pada perdagangan Rabu (04/01/2023) karena tertekan oleh harga minyak saingan. Harga minyak kedelai di Dalian turun 0,4% dan di Chicago Board of Trade melemah 0,13%.

Laju CPO kerap dipengaruhi oleh harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati global.

Namun, terkoreksinya harga CPO terbatasi oleh ekspor CPO yang dibatasi oleh Indonesia melalui skema domestic market obligation atau DMO.

Pengetatan tersebut dilakukan dengan menurunkan rasio volume ekspor dari volume domestic market obligation (DMO) yang dijalankan para perusahaan.

Jika sebelumnya, volume DMO sebesar 1:8 yang artinya, pelaku usaha sawit mendapatkan izin ekspor CPO delapan kali lipat dari volume DMO yang dijalankan di dalam negeri. Namun, dengan terbitnya aturan baru ini, pelaku usaha hanya diizinkan untuk melakukan ekspor enam kali lipat dari volume DMO yang dijalankan di dalam negeri, atau 1:6.

Sisi lainnya, produksi CPO diprediksi akan melemah.

Produksi minyak sawit kemungkinan akan lebih lemah untuk kuartal pertama karena hari kerja yang lebih pendek di tengah musim perayaan dan kondisi cuaca basah yang disebabkan oleh La Nina, ” tulis Refinitiv Commodities Research dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

“Ke depan, harga minyak sawit di Triwulan ke-1 mungkin mengarah ke atas karena mandat biodiesel Indonesia yang meningkat dan potensi pasokan yang lebih ketat,” tambahnya.

Sementara itu, kabar baiknya untuk para pelaku industri yakni importir utama CPO dunia, India diprediksikan telah meningkatkan impornya hingga 94% pada Desember 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya karena harga CPO lebih murah dibanding dengan minyak saingan lainnya.

Lima dealer memproyeksikan impor CPO dari India mencapai 1,1 juta ton per Desember 2022. Padahal, biasanya ketika suhu sedang dingin, permintaan akan CPO menjadi moderate karena minyak tropis tersebut dapat mengeras.

“Sebaran harga antara minyak sawit dan minyak kedelai jauh lebih lebar dan hari demi hari semakin terjepit. Namun selisihnya masih cukup tinggi dibandingkan tren pasar normal,” kata Mitra Pengelola di GGN Research Rajesh Patel.

Senada, Kepala Eksekutif Sunvin Group Sandeep Bajoria mengatakan bahwa selisih harga CPO dengan minyak saingan mencapai US$ 300 per ton.

Tentunya hal tersebut dapat menguntungkan CPO Indonesia. Pasalnya, India mengkonsumsi sekitar 24 juta ton minyak nabati setiap tahun, di mana sekitar 10,5 juta ton kebutuhan dipenuhi melalui produksi dalam negeri sedangkan 13,5 juta ton sisanya diimpor.

Dari nilai impor, sekitar 8-8,5 juta ton adalah minyak sawit dan 45% di antaranya berasal dari Indonesia dan sisanya dari negara tetangga Malaysia. Bahkan, melansir data Reuters, India merupakan importir utama CPO Indonesia, dengan porsi impor mencapai 21,3% dari total impor CPO pada tahun 2016-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Harga CPO Sudah Reli 2 Hari, Bos Sawit Siap-siap Cuan!

(aaf/aaf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version