Indonesia Makin Ditinggal Investor, Rupiah Terjungkal

Jakarta, CNBC Indonesia – Arus dana asing keluar dari Indonesia semakin menekan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Read More

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.935/US$ atau melemah 0,13%. Sementara secara mingguan, rupiah juga mengalami depresiasi sebesar 0,41%. Posisi penutupan hari ini (27/10/2023) merupakan yang terparah sejak 3,5 tahun terakhir.

Indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.57 WIB menguat sebesar 0,05% menjadi 106,65. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (27/10/2023) yang berada di angka 106,60.



Fenomena kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu lama atau higher for longer yang terjadi di Amerika Serikat (AS) memberikan imbas yang berat ke banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pasalnya, kondisi ini memicu arus modal kabur dari Tanah Air dan menyebabkan pelemahan terhadap rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

“Capital outflow semua lari balik ke Amerika Serikat,” ungkap Jokowi dalam pertemuan beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (27/10/2023).

Peperangan yang belum jelas berakhir seperti Ukraina dengan Rusia yang kini ditambah dengan perang antara Hamas dan Israel juga semakin mengkhawatirkan. Karena berpotensi melebar hingga negara lainnya seperti Lebanon, Suriah, hingga Iran.

“Dan akan semakin merumitkan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak pasti naik,” ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, akibat kondisi tekanan global itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melemah ke level 4,86% pada kuartal IV-2023, dari asumsi awal sebesar 5,06%. Lalu, untuk keseluruhan tahun, akan melemah ke level 5,04% dari asumsi awal 5,09%, dan pada 2024 pelemahan ekonomi hanya akan tumbuh 5,08% dari asumsi di APBN 2024 sebesar 5,2%

Larinya modal asing ini sejalan dengan imbal hasil US Treasury 10 tahun di AS yang meningkat. Terlebih lagi, Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell pekan lalu mengungkapkan suku bunga AS akan dipertahankan di level yang tinggi dalam waktu yang lama.

Secara bersamaan dirinya memberikan sinyal untuk menahan kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang, namun juga menegaskan tetap membuka ruang kenaikan apabila pasar tenaga kerja masih ketat yang mengancam inflasi kembali ganas.

Data transaksi 16-19 Oktober 2023 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan investor asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp5,36 triliun terdiri dari jual neto Rp3,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,10 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts