Inflasi AS Makin Rendah, Kripto Malah Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto merana dalam 24 jam terakhir atau setelah pengumuman inflasi Amerika Serikat (AS) di bawah ekspektasi pasar. Namun demikian, pasar masih optimis reli kripto masih belum berakhir.

Read More

Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (15/11/2023) pukul 06.37 WIB, pasar kripto mayoritas melemah. Bitcoin turun 2,69% ke US$35.608,22 dan secara mingguan masih merangkak naik 0,54%.

Ethereum berada di zona negatif 4,0% dalam 24 jam terakhir serta dalam tujuh hari terakhir naik 5,08%. XRP anjlok 6,47% secara harian dan secara mingguan ambles 7,75%.

Begitu pula dengan Dogecoin yang turun 2,98% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan melemah 1%.



CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 2,54% ke angka 1.483,80. Open interest terdepresiasi 4,32% di angka US$32,43 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 75 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dilansir dari coindesk.com, perlambatan inflasi yang tidak terduga membuat pasar saham dan obligasi naik tajam, tetapi kripto ditinggalkan, mungkin karena menurunnya antusiasme terhadap persetujuan ETF bitcoin spot dalam waktu dekat.

Pasar kripto mengalami salah satu pukulan terburuk dalam beberapa minggu pada hari Selasa meskipun data inflasi bulan Oktober cukup baik.

Tercatat inflasi AS melandai ke 3,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan 3,7% (yoy) pada September serta di bawah ekspektasi pasar (3,3%). Ini adalah kali pertama inflasi AS melandai dalam empat bulan terakhir.

Inflasi melemah ditopang oleh turunnya harga energi, terutama besin. Inflasi pada bahan pangan juga juga melandai menjadi 3,2% pada Oktober dari 3,7% pada September.

Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mencatatkan penurunan inflasi adalah kendaraan dan perumahan.

Kendati masa sulit terjadi untuk kripto, inflasi yang lebih lambat dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah dapat mendukung harga, kata perusahaan manajemen investasi Grayscale dalam laporan hari Selasa.

“Kami percaya pemulihan penilaian kripto dapat berlanjut jika suku bunga riil mencapai puncaknya dan kami terus melihat kemajuan menuju persetujuan ETF di pasar AS,” kata laporan itu.

“Spekulasi ETF adalah yang terdepan dan tengah untuk saat ini, tetapi narasi penyimpan nilai masih bertahan dan akan memberikan aset tersebut ketahanan dan peningkatan,” Noelle Acheson, penulis buletin Crypto Is Macro Now, mencatat dalam email ke CoinDesk.

“Saya sangat ragu bahwa aksi jual baru-baru ini berarti reli telah selesai untuk saat ini.”

Acheson berpendapat bahwa penurunan tersebut “lebih mungkin disebabkan oleh penjual yang mengunci keuntungan menjelang penundaan ETF spot SEC lainnya.”

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Menunggu Keputusan Final Grayscale, Kripto Terkapar Berjamaah

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts