Inflasi di AS Bandel, Wall Street Turun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Jumat (23/12/2022). Inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang dirilis hari ini mempengaruhi pergerakan Wall Street.

Read More

Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 0,1%, sementara Nasdaq 0,3%. Inflasi inti PCE pada bulam November dilaporkan tumbuh 4,7% year-on-year (yoy), lebih tinggi dari perkiraan ekonom sebesar 4,6% (yoy).

Inflasi inti PCE merupakan acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneternya. Sehingga, inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi mempertegas sikap The Fed untuk terus menaikkan suku bunga hingga awal tahun depan.

“Data inflasi yang kita lihat pada Oktober dan November menunjukkan penurunan kenaikan harga secara bulanan. Tetapi masih diperlukan bukti yang substansial agar yakin inflasi berada pada jalur penurunan,” kata ketua The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers Kamis pekan lalu.

Pernyataan Powell tersebut mengindikasikan kampanye The Fed menurunkan inflasi masih jauh dari kata selesai, suku bunga meski sudah berada di level tertinggi dalam 15 tahun terakhir akan kembali dinaikkan dan ditahan pada level tinggi dalam waktu yang lama.

Alhasil, resesi tak terhindarkan.

Ekonom Bank of America memprediksi Negeri Paman Sam akan mengalami resesi di juga di kuartal I-2023, saat PDB-nya mengalami kontraksi 0,4%.

“Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi,” kata ekonom Bank of America, Savita Subramanian, sebagaimana dilansir Business Insider, akhir November lalu.

Sementara itu investor ternama, Michael Burry, memprediksi Amerika Serikat akan mengalami resesi selama beberapa tahun.

“Strategi apa yang bisa mengeluarkan kita dari resesi? Kekuatan apa yang bisa membawa kita keluar? Tidak ada. Kita akan mengalami resesi bertahun-tahun,” kata Burry dalam cuitannya di Twitter, sebagaimana dilansir Business Insider

Harapan akan terjadinya Santa Claus Rally kini semakin meredup.

Untuk diketahui,Santa Claus Rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada 5 perdagangan terakhir di bulan Desember hingga 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari.

Artinya, Santa Claus Rally seharusnya dimulai pada pekan depan.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Inflasi AS Masih Panas, Wall Street ‘Nyungsep’ di Pembukaan

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts