Investasi Industri Hijau Disebut Masih Mahal, Ini Kata BRI

Jakarta, CNBC Indonesia – Sektor usaha yang telah menerapkan prinsip hijau dan sustainable disebut membutuhkan investasi yang cukup besar, dan balik modal yang cukup lama. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan, karena ada dua risiko utama yaitu physical risk dan transition risk.

Read More

Direktur Kepatuhan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Ahmad Solichin Lutfiyanto menuturkan physical risk seperti kenaikan global, yang bisa dicover dari capex dan opex tergantung risikonya. Meski demikian, tantangan terbesar yakni transition risk, karena nilainya biasanya cukup besar.

Solichin mengatakan bahwa di BRI menjawab tantangan ini dengan menyalurkan kredit sektor hijau, dan terus melakukan validasi terhadap berbagai risiko termasuk Climate Change Scenario Analysis.

Bank pelat merah ini pun menyelesaikan credit policy per sektor. Solichin mengungkap, BRI sudah menyelesaikan credit policy untuk palm oil, serta palm and paper.

“Apakah ini cukup, tentu tidak, dari sisi pemerintah dan industri harus ada standing yang sama, ini kalau bisa kolaborasi bareng pasti akan ada akselerasi di pembiayaan maupun di sisi potensi,” kata Solichin dalam Sustainable Future CNBC Indonesia, Jumat (29/8/2023).

Sejalan dengan itu, BRI juga memiliki beberapa kebijakan untuk terus mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat. BRI memiliki Environmental, Social, and Governance (ESG) Roadmap di mana perusahaan menargetkan pencapaian 0 emisi lebih cepat, yakni di 2050.

BRI juga memiliki berbagai inisiatif dan program baik di tingkat bisnis maupun di tingkat operasional, yang melibatkan masyarakat, stakeholder, serta porsi literasi untuk para pekerja, nasabah, dan masyarakat.

“Jadi intinya kalau kita bicara target (NZE) 2060 kami yakin bahwa itu akan bisa bisa tercapai dengan kolaborasi dan dukungan pemangku kepentingan,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Now! DBS Indonesia Beberkan Strategi Penyaluran Kredit Hijau

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts