Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap menunggu dari pelaku pasar perihal data pengangguran AS dan inflasi Indonesia.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,07% terhadap dolar AS di angka Rp15.225/US$ pada hari Kamis (31/8/2023). Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini memperpanjang tren apresiasi sejak Senin pekan ini.
Posisi ini juga menjadi yang terkuat sejak 11 Agustus 2023 atau 14 hari perdagangan terakhir.
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terbilang luar biasa mengingat pada saat yang sama dolar AS menguat. Indeks dolar AS hari ini menguat ke posisi 103,29. Hal ini berkebalikan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di posisi 103,15.
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditopang dari sisi internal maupun eksternal.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Agustus pada Jumat (1/9/2023).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Agustus 2023 akan menembus 0,05% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan menembus 3,36% pada bulan I ni. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,33%. Sebagai catatan, inflasi pada Juli tercatat 0,21% (mtm) dan 3,08% (yoy) sementara inflasi inti mencapai 2,43% (yoy).
Meski dinilai inflasi mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya, namun hal ini masih sesuai target Bank Indonesia untuk inflasi 2023 yakni di kisaran 2-4%.
Selain itu, angin segar dari optimisme Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan Rp14.800-15.200 pada tahun ini sedangkan pada tahun depan mengalami penguatan dibandingkan tahun ini yakni menjadi Rp14.600 – 15.100.
Hal ini pun dipertegas oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil yang mengungkapkan bahwa rata-rata nilai tukar rupiah ini menjadi dasar untuk mendesain RAPBN 2024.
“Rata-rata nilai tukar untuk tahun 2024 akan di angka sekitar Rp 15.000 dan ini yang kami gunakan untuk mendesain RAPBN 2024,” kata Suahasil Nazara, Kamis (31/8/2023).
Penguatan rupiah juga ditopang oleh proyeksi Inflasi yang tetap terkendali sesuai target bank sentral juga serta prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap positif yaitu 4,7-5,5%.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah pun akan meningkat sejalan dengan implementasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dimana eksportir wajib menempatkan dolar AS ke dalam negeri dalam jangka waktu tertentu. Dengan begitu, cadangan devisa ditargetkan bisa naik US$ 8 – 9 miliar per bulan.
Dari sisi eksternal, terjadi kelesuan data perekonomian. Hal ini tercermin dari laporan tenaga kerja ADP, pertumbuhan ekonomi, dan Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS).
Data payrolls ADP menunjukkan pengusaha swasta menambah 177.000 pekerjaan pada Agustus. Jumlah tersebut jauh di bawah angka revisi pada Juli yaitu 371.000. Itu juga meleset dari perkiraan Dow Jones sebesar 200.000. Laporan Tenaga Kerja Nasional ADP mengukur angka tenaga kerja sektor swasta non-pertanian.
AS juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 menjadi 2,1% (secara tahunan) dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,4%.
Sedangkan jumlah lapangan pekerjaan baru JOLTS turun 338.000 menjadi 8,83 juta pada Juli 2023. Jumlah tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 9,47 juta.
Penurunan pada Juli juga memperpanjang tren negatif karena JOLTS opening kini sudah turun menjadi tiga bulan beruntun.
Melemahnya data-data ekonomi AS ini menjadi kabar baik bagi pemilik emas. Dengan ekonomi melambat maka ada harapan inflasi AS melandai sehingga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) tak galak lagi.
AS juga mengumumkan indeks kepercayaan konsumen (IKK) The Conference Board turun lebih besar dari perkiraan pada periode Agustus. IKK CB AS periode bulan ini turun menjadi 106, dari sebelumnya pada Juli di angka 117.
Hal ini menandakan bahwa masyarakat di Negeri Paman Sam mulai menahan belanja, meski secara pengukuran mereka masih cenderung optimis. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Skor di atas 100 menandakan konsumen optimistis melihat situasi ekonomi.
Pada malam ini juga akan ada rilis mengenai klaim pengangguran Amerika yang biasanya diumumkan secara mingguan untuk data yang berakhir pada 26 Agustus 2023. Klaim pengangguran AS diproyeksi bisa meningkat ke 235.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 230.000.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Rupiah Menguat ke Rp 14.750/USD, Efek Investor “Buang” Dolar?
(rev/rev)
Sumber: www.cnbcindonesia.com