Investor Wait and See, Wall Street Dibuka Gak Bergairah


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka cenderung melemah pada perdagangan Jumat (1/12/2023), di tengah sikap investor yang cenderung wait and see menanti rilis data aktivitas manufaktur AS terbaru dan pidato Ketua The Fed.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka turun tipis 0,03% ke posisi 35.939, S&P 500 melemah 0,17% ke 4.559,99, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,32% menjadi 14.180,58.

Investor cenderung wait and see menanti rilis data aktivitas manufaktur AS periode November 2023. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur periode November 2023 versi ISM berada di angak 47,2, dari posisi Oktober lalu di angka 46,7.

Jika benar demikian, maka sektor manufaktur AS cenderung membaik. Meski membaik, tetapi sektor manufaktur di AS masih berada di zona kontraksi.

PMI menggunakan angka50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Sektor manufaktur berkontribusi kurang dari 30% terhadap perekonomian AS. Kecuali terjadi penurunan tajam dalam aktivitas sektor manufaktur, di mana angka-angka tersebut kemungkinan tidak akan mempengaruhi sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Di lain sisi, pasar juga sedang menanti pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk melihat arah kebijakan moneter berikutnya. Powell akan berbicara di Spelman Colleage pada pukul 23:00 WIB.

Reli besar yang terjadi di November sebagian disebabkan oleh pelaku pasar yang mulai percaya bahwa The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga dan bahwa The Fed bahkan mungkin mulai memotongnya pada paruh pertama tahun depan. The Fed selanjutnya akan menggelar pertemuan terakhir di tahun ini pada 13 Desember mendatang.

The Fed juga akan memasuki periode blackout atau rehat sebelum pertemuan terakhirnya di tahun ini.

Pasar kini sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan Mei tahun depan, dengan kemungkinan hampir 50% penurunan suku bunga akan dilakukan pada pertemuan Maret 2024, berdasarkan perangkat CME FedWatch.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali melandai pada hari ini, di tengah optimisme pasar bahwa kedepannya sentimen pasar akan terus membaik.

Yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi pemerintah AS turun 2 basis poin (bp) menjadi 4,332%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Merana Lagi, Masih Gegara Utang AS Turun Kasta?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts