Jangan Ketinggalan, Simak Kabar Penggerak Pasar Pekan Depan

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan hanya naik tipis usai mengalami pekan yang volatil.

Read More

Dalam seminggu, IHSG tercatat hanya menguat 0,07% sepekan ke posisi 6.698,55. Dalam 5 hari perdagangan, Indeks hanya mencatatkan 2 kali penguatan yakni pada awal pekan dan pada perdagangan Kamis (15/6/2023) masing-masing penguatannya 0,42% dan 0,21%.

Sepekan terakhir, data pasar menunjukkan investor asing melakukan aksi beli bersih (net sell) senilai Rp 1,48 triliun di pasar reguler.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat lalu (16/6/2023), IHSG mengakhiri perdagangan dengan koreksi 0,23%. Meski mendapat suntikan positif dari Wall Street, Indeks tak mampu terangkat.

Investor saat ini tengah memperhatikan dampak kebijakan The Fed yang menahan suku bunga namun tetap memberikan sinyal kenaikan ke depan. Artinya, gonjang-ganjing ekonomi memang belum berakhir.

Sentimen Pekan Depan

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Juni akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Pada Kamis (22/6), RDG akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan. Sejauh ini, pelaku pasar memproyeksikan BI masih akan kembali menahan suku bunga di level 5,75%.

Hingga rapat terakhir pada bulan lalu, itu berarti suku bunga sebesar 5,75% kemudian ditahan selama empat bulan terakhir.

Dalam press conference pasca-RDG Mei lalu (25/5), Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan keputusan BI sudah konsisten dengan stance kebijakan moneter yang pre-emptivedanforward lookinguntuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

Perry juga mengatakan suku bunga ditahan untuk menjaga stabilisasi nilai tukar serta mengendalikan inflasi barang impor di tengah ketidakpastian global.

Ketidakpastian global salah satunya datang dari krisis plafon utang pemerintah AS. Kondisi tersebutbisa membuat nilai tukar rupiah tertekan karena outflow.

Namun, seiring kemungkinan masih tingginya suku bunga The Fed ke depan diperkirakan membuat BI sulit memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Dari luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS), Wall Street akan mengalami minggu yang lebih singkat karena pasar AS ditutup pada Senin untuk memperingati Juneteenth pada 19 Juni.

Juneteenth adalah hari libur federal di Amerika Serikat untuk memperingati emansipasi para budak Afrika-Amerika.

Untuk rilis data makro, pada Senin dan Selasa waktu AS, pelaku pasar akan mencermati data terbaru soal pasar perumahaan AS, termasuk izin bangunan dan perumahan baru untuk bulan Mei, dan Indeks Pasar Perumahan NAHB untuk Juni.

Kemudian, pada Rabu dan Kamis, Ketua bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell akan memberikan testimon di depan Kongres, sebagai bagian dari testimoni tengah tahunan tentang kebijakan moneter.

Testimoni tersebut akan dilakukan seminggu setelah pertemuan terakhir rapat FOMC depan, di mana pembuat kebijakan Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga setelah mengerek selama sepuluh kali berturut-turut demi mendinginkan inflasi.

Sementara inflasi telah melambat secara signifikan dari level tertinggi musim panas lalu, dot plot terbaru The Fed menunjukkan pejabat kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan fed fund rate (FFR) dua kali lebih banyak tahun ini-menjadi 5,6%-jika inflasi terus memanas.

Pada Jumat, S&P Global akan merilis pembacaan Indeks Manajer Pembelian (PMI) terbaru untuk bulan Juni.

Selain kabar dari AS, risalah rapat bank sentral Australia (RBA) pada Selasa dan keputusan suku bunga bank sentral Inggris (BOE) pada Kamis mendatang juga bakal dipelototi pelaku pasar global.

Kabar politik global soal kunjungan diplomatik Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, ke China juga akan ikut mewarnai pasar di awal pekan.

Melansir BloombergNews, Minggu (18/7), Blinken tiba di Beijing pada Minggu pagi untuk melakukan kunjungan diplomatik kilat sebagai upaya pemerintah Biden untuk menstabilkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut

Diplomat top AS ini sebelumnya berusaha mengunjungi China pada Februari, tetapi kunjungannya dibatalkan secara mendadak saat AS mengungkapkan bahwa ada balon mata-mata Tiongkok yang diduga terbang di wilayah AS.

Kali ini, Blinken akan mengadakan serangkaian pertemuan dengan pejabat senior selama dua hari kunjungannya di Tiongkok.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Pasar Menanti The Fed Banting Setir, IHSG Mau ke Mana?

(hsy/hsy)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts