Jangan Panik! Dolar AS Meraja Lela, BI Siapkan ‘Amunisi’

Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengungkapkan, bank sentral akan selalu siap di pasar dalam menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Read More

“BI terus berada di pasar untuk mencegah adanya ketimpangan supply-demand valas di pasar. So far supply-demand valas di pasar masih sangat terkendali,” jelas Edi kepada CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).

Seperti diketahui, rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda bahkan sudah melemah dalam empat hari beruntun.

Merujuk data Refinitiv, rupiah di pasar spot ada di posisi Rp15.190/US$. Rupiah terkoreksi 0,40%, pada penutupan perdagangan pasar hari ini, Senin (10/7/2023). Posisi rupiah saat ini semakin memperpanjang rekor pelemahan rupiah lebih dari tiga bulan terakhir.

Posisi penutupan rupiah hari ini adalah yang terendah sejak 23 Maret. Rupiah juga terus melemah dalam empat hari terakhir dengan pelemahan mencapai 1,32%.

Edi menjelaskan, faktor pelemahan rupiah karena sentimen para pelaku pasar yang meyakini bahwa kemungkinan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve masih akan naik dua kali sampai akhir tahun.

Perkiraan para pelaku pasar terhadap masih naiknya Fed Fund Rate, membuat investor meninggalkan pasar keuangan domestik.

“Dengan adanya sentimen di atas, menyebabkan investor asing melakukan koreksi atau outflow agak besar dalam tiga sampai empat terakhir. Sehingga menyebabkan rupiah melemah cukup signifikan dalam kurun waktu tersebut. Mudah-mudahan koreksinya hanya bersifat temporer,” jelas Edi.

“Faktor lainnya perkembangan data ekonomi baik di Uni Eropa maupun di China yang di bawah ekspektasi pasar. Kedua hal tersebut mendorong pelaku pasar cenderung melakukan langkah risk off, dimana preferensi investor asing untuk memegang aset dalam dolar AS mengalami peningkatan,” kata Edi lagi.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


AS Bikin Repot! Rupiah Bakal Jeblok Lagi ke Atas Rp15.000/US$

(cap/cap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts