Jelang Pengumuman The Fed, Wall Street Dibuka Sumringah

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Rabu (20/9/2023), jelang pengumuman keputusan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS).

Read More

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka menguat 0,23% ke posisi 34.598,75, S&P 500 bertambah 0,25% ke 4.455,04, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,23% menjadi 13.709,37.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diperkirakan akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya pada Rabu pukul 14:00 waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia tepatnya pukul 01:00 WIB.

Seperti yang diperkirakan pasar sebelumnya, The Fed kali ini diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,5%. Hal ini dibuktikan dengan perangkat dari CME FedWatch, di mana 99% pasar memprediksi The Fed akan menahan suku bunga acuannya.

Namun, investor akan mencermati ringkasan proyeksi ekonomi dan konferensi pers Ketua The Fed, Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk apakah The Fed akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada tahun ini.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya pada Juli lalu ke level tertinggi dalam lebih dari 22 tahun terakhir. The Fed juga sudah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali dengan total kenaikan sebesar 525 basis poin (bp) sejak Maret 2022.

“Hal nomor satu yang kami perhatikan dan apa yang dicari investor adalah ekspektasi jangka panjang yakni di mana terminal rate-nya,” kata Dylan Kremer, co-chief investment officer di perusahaan manajemen kekayaan Certuity, dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, jelang pengumuman keputusan suku bunga acuan The Fed, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) terpantau melandai, setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak 2007.

Yield Treasury acuan tenor 10 tahun turun 0,4 bp menjadi 4,327%, dari sebelumnya di level 4,339%.

Di lain sisi, menghijaunya Wall Street terjadi di tengah melandainya harga minyak mentah acuan dunia pada hari ini, setelah beberapa hari menguat cukup tinggi.

Per pukul 20:45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,46% ke posisi US$ 93,91 per barel, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 0,21% menjadi US$ 91,01 per barel.

“Reli minyak sedikit terhenti karena setiap trader menanti keputusan penting The Fed yang mungkin menentukan apakah perekonomian AS akan mengalami soft landing atau hard landing,” kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analisis OANDA, dilansir dari CNBC International.

Harga minyak melandai meskipun stok minyak mentah AS turun pada pekan lalu, yakni sekitar 5,25 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada Selasa lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Gegara The Fed & Krisis Bank, Wall Street Dibuka Lesu Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts