Jelang Rilis Kinerja Keuangan Semester I, Saham GOTO Ngacir

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten teknologi yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau melesat pada perdagangan sesi II Selasa (15/8/2023), jelang rilis laporan keuangan periode semester pertama tahun 2023.

Read More

Per pukul 15:30 WIB, saham GOTO melesat 6,5% ke posisi Rp 96/saham. Bahkan, saham GOTO sempat melesat 6,59% ke posisi Rp 97/saham dan nyaris kembali menyentuh level psikologis Rp 100 per saham.

Saham GOTO sudah ditransaksikan sebanyak 23.109 kali dengan volume sebesar 2,79 miliar lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 260,58 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 112,51 triliun.

Hingga pukul 15:33 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 91/saham, menjadi antrian beli terbanyak pada hari ini, yakni mencapai 5,4 juta lot antrian atau sekitar Rp 50 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 100/saham, menjadi antrian jual terbanyak pada hari ini, yakni mencapai 1,8 juta lot atau sekitar Rp 18 miliar.

Melesatnya kembali saham GOTO terjadi menjelang rilis kinerja keuangan pada semester I-2023 yang akan dirilis pada akhir perdagangan hari ini.

Kabar teranyar, GoTo Financial meluncurkan aplikasi Gopay. Kini layanan dompet digital itu menjadi aplikasi mandiri, terpisah dari Gojek dan Tokopedia.

CEO GoTo Group Patrick Walujo mengatakan hadirnya aplikasi Gopay merupakan bagian utama strategi GoTo dalam memberikan layanan keuangan digital terpadu untuk Indonesia

“Gopay diharapkan bisa merambah masyarakat Indonesia yang lebih luas terutama mereka yg belum menjadi pengguna layanan Gojek dan Tokopedia,” kata Patrick saat konferensi pers di GoLearn Pasaraya Blok M, Jakarta, Rabu (26/7).

Potensi aplikasi Gopay disebut lebih besar dibandingkan dengan Gojek dan Tokopedia.

Hal ini diungkap oleh Hans Patuwo President of Financial Technology GoTo, saat konferensi pers di GoLearn Pasaraya Blok M, Jakarta, Rabu (26/7).

Hans menjelaskan total jumlah pengguna GoTo, termasuk Gojek dan Tokopedia, mencapai 70 juta pada 2022. Sementara itu,seluruh penduduk Indonesia berjumlah 270 juta.

Artinya, masih ada sekitar 200 juta lagi kesempatan menyasar penduduk Indonesia yang belum menggunakan aplikasi Gojek atau Tokopedia.

“Kami sangat ingin mendorong inklusivias keuangan,” kata Hans.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sejarah, Menteri Investasi Ungkap Data Ini Untuk Pertama Kali


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts