Jelang Tutup Tahun IHSG Ngacir, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau cerah pada awal perdagangan sesi I Senin (26/12/2022), di perdagangan awal pekan sekaligus menjadi pekan terakhir di tahun 2022.

Read More

Per pukul 09:05 WIB, IHSG terpantau menguat 0,58% ke posisi 6.839,988.

Beberapa saham turut menjadi penopang indeks pada pagi hari ini. Seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turut membantu indeks menguat hingga 2,82 indeks poin dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga menjadi penopang indeks sebesar 2,3 indeks poin.

 

Saham BBRI menguat 0,61% ke posisi Rp 4.910/unit, sedangkan saham BMRI terapresiasi 0,5% menjadi Rp 9.975/unit.

Tak hanya saham BBRI dan BMRI saja, dua saham ‘big bank’ lainnya juga terpantau cerah. Seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melesat 0,88% ke Rp 8.575/unit dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang bertambah 0,54% menjadi Rp 9.375/unit.

IHSG cenderung cerah di tengah minimnya sentimen pasar global pada hari ini, karena beberapa negara masih libur dalam rangka Natal 2022.

Pergerakan IHSG cenderung mengikuti bursa Asia yang juga terpantau menghijau. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,44%, Shanghai Composite China bertambah 0,62%, dan KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,04%.

Sebelumnya pada pekan lalu, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street juga cenderung cerah. Pada Jumat akhir pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,53%, S&P 500 terapresiasi 0,59%, dan Nasdaq Composite naik 0,21%.

Sepanjang pekan lalu, Dow Jones melesat 1,36% dan S&P 500 menguat 0,71%. Namun Nasdaq melemah 0,46%.

Kekhawatiran resesi sempat muncul kembali, menghancurkan harapan beberapa investor untuk reli akhir tahun dan menyebabkan kerugian besar pada bulan Desember.

Investor khawatir bahwa pengetatan berlebihan dari bank sentral di seluruh dunia dapat memaksa ekonomi mengalami penurunan.

Namun, perdagangan di tahun 2022 yang tinggal menghitung hari ini membuat investor kembali optimis bahwa fenomena ‘Santa Claus Rally’ atau window dressing di Indonesia bakal kembali terjadi pada tahun ini.

Untuk diketahui, ‘Santa Claus Rally’ merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada 5 perdagangan terakhir di bulan Desember hingga 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari.

Adapun perdagangan Wall Street pada tahun ini tinggal bersisa empat hari, yakni pada Selasa hingga Jumat. Sedangkan Senin pekan ini, Wall Street masih libur dalam rangka Natal 2022.

‘Santa Claus Rally’ seharusnya dimulai pada pekan ini. Jika pekan ini pergerakan Wall Street cenderung flat atau masih membentuk tren bearish, maka fenomena ini dapat dikatakan tidak terjadi pada tahun ini.

Namun sebaliknya, jika Wall Street kembali rebound dan cenderung membentuk tren bullish, maka ‘Santa Claus Rally’ benar-benar terjadi kembali pada tahun ini.

Di lain sisi, dengan cenderung menghijaunya saham-saham ‘big bank’ dan saham-saham big cap lainnya, maka potensi fenomena window dressing disisa tahun 2022 masih diharapkan oleh investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts