Jeroan Terlihat Oke, Emiten CLEO Milik Taipan Tanoko Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK) PT Sariguna Primatirta (CLEO) mungkin terlihat menarik usai anjlok dari level tertingginya pada Oktober lalu. Namun, saham tersebut masih terbilang mahal.

Saham emiten milik keluarga taipan Tanoko tersebut saat ini diperdagangkan di harga Rp478/saham, per penutupan Senin (27/2/2023). Pada 24 Oktober 2022, saham emiten produsen air mineral dengan brand Cleo ini sempat berada di level Rp 765/saham.

Kalau ditilik dari kinerja keuangan, CLEO memiliki catatan yang positif.

Perusahaan berhasil membukukan laba bersih Rp 150,95 miliar hingga 30 September 2022. Angka tersebut tumbuh 10,51% secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 136,59 miliar.

Pendapatan bersih CLEO juga naik 26,35% yoy menjadi Rp1,01 triliun selama 9 bulan 2022.

Secara rasio profitabilitas, marjin laba bruto (GPM), marjin laba usaha (OPM), dan marjin laba bersih (NPM) perusahaan memiliki kecenderungan tumbuh positif setidaknya sejak 2017.

Kinerja 9 bulan 2022 juga terbilang di atas level pra-pandemi Covid-19.

Hanya saja, ada tekanan kenaikan harga bahan baku plastik yang membuat GPM perusahaan lebih rendah per 30 September 2022, yakni sebesar 39%. Pada 9 bulan 2021, GPM CLEO tercatat sebesar 43%.



Outlook manajemen juga terlihat optimistis, dengan target pertumbuhan penjualan mencapai 30% sepanjang 2023, usai mematok target di angka yang sama pada 2022.

Manajemen juga menargetkan pertumbuhan laba bersih dua digit di tahun ini.

Valuasi Berlebihan

Namun, investor tampaknya menilai kinerja keuangan yang positif dari CLEO secara berlebihan alias overestimated. Imbasnya, valuasi saham CLEO dihargai lebih mahal (overvalued) dari harga wajarnya.

Kendati turun 13,87% di awal tahun ini (year to date/YtD), saham CLEO masih diperdagangkan dengan rasio harga saham dibandingkan laba alias price-to earnings (P/E, PER) 28,5 kali.

Angka tersebut masih di atas industri yang sebesar 18,23%. Selain itu, PER CLEO juga di atas ADES yang terbilang punya rasio profitabilitas yang lebih baik (13,10 kali).

Dilihat dari rasio harga saham dibandingkan dengan penjualan perusahaan (PSR), CLEO juga terbilang mahal (4,24 kali), di atas ADES (3,41 kali), ALTO (0,25 kali) dan juga industri (1,88 kali).

Demikian pula, CLEO juga diperdagangkan jauh di atas nilai buku perusahaan, dengan rasio PBV 5,03 kali, di atas ADES (3,47 kali) dan rerata industri 3,37 kali.


Apabila menggunakan rerata rasio multiples di atas, saham CLEO memiliki harga wajar di rentang Rp280-Rp320/saham.

Soal Sariguna Primatirta

Sariguna Primatirta atau dikenal dengan identitas Tanobel merupakan AMDK pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat food safety management ISO 22000 : 2005.

Berdiri sejak 2003, Tanobel memiliki proses produksi yang berstandar internasional dengan menerapkan sistem keamanan pangan HACCP.

Sejumlah produk milik Tanobel di antaranya, Cleo Mini, Cleo Smart, Cleo Eco Green, Cleo Classic, Cleo Gallon, Cleo Cup, dan Anda Mineral Water. Adapun, Tanobel juga mengeluarkan produk premum dalam 2 tahun terakhir, seperti Super O2, Cleo Glass, dan air alkalin Vio8+

Kini Tanobel memiliki 30 pabrik, yang mayoritas berada di pulau Jawa. Perusahaan juga sedang mencoba bermain di luar jawa, dengan tiga dari 30 pabrik tersebut sedang dalam proses pembangunan. Ketiganya berlokasi di Balikpapan, Palangkaraya, dan Palembang.

Prospek Industri AMDK

Kompetisi di industri AMDK yang masih terfragmentasi dan kompetitif tentu menjadi pekerjaan rumah yang besar buat CLEO. Apalagi, industri juga sedang dalam proses pemulihan pasca-pandemi.

Di hadapan Cleo, ada sejumlah pemain-pemain dengan pangsa pasar yang lebih besar. Sebut saja, mengutip data dalam publikasi CLSA, Aqua milik Danone memimpin pasar dengan pangsa pasar hingga 27 persen.

Belum lagi, melihat Le Mineral milik emiten consumer PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang kian meningkatkan pangsa pasar menjadi 11% atau naik hampir 10 persen dari posisi 7 tahun lalu.

CLEO sendiri dalam posisi yang baik, 5 besar, dengan pangsa pasar saat ini 5%.

Di tengah kompetisi itu, faktor musiman macam bulan puasa dan lebaran 2023 sebentar lagi dan tahun politik 2024 yang diproyeksi mengerek konsumsi masyarakat bisa menjadi peluang pertumbuhan yang besar untuk CLEO ke depan.

Apalagi, seperti yang sedikit disinggung di atas, manajemen punya target yang optimistis dan juga ekspansi distribusi keluar Jawa dan inovasi produk yang terus dilakukan.

Namun, merekap sedikit, kinerja dan prospek yang cerah tentu perlu diimbangi dengan menilik valuasi harga saham saat ini yang sudah mahal. Karenanya, investor sebaiknya menunggu valuasi CLEO ketika sudah berada di bawah harga wajarnya.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Simak! Ini Untung Rugi Beli Emiten Pendatang Baru LQ45

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts