Jurus BI Tarik Valas Milik RI Bisa Bikin Rupiah Menguat Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah sukses menguat tipis 0,1% melawan dolar Amerika (AS) ke Rp 15.580/US$ pada perdagangan Kamis kemarin setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan moneternya.

Sesuai prediksi BI menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 5,5%. Tetapi, langkah BI guna menahan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri lebih lama menjadi sentimen positif.

Read More

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan, DHE sebagian besar sudah berada di dalam negeri tetapi tidak bertahan lama. Untuk itu BI mengeluarkan instrumen baru guna menahan DHE lebih lama.

“Kami akan mengeluarkan instrumen yang baru di mana bank-bank bisa mem-pass on (meneruskan) simpanan DHE para eksportir. Jadi eksportir menyimpan dana di bank dan bank bisa meneruskan ke BI dengan mekanisme pasar dan suku bunga atau imbal hasil yang menarik,” ujar Perry.

Perry mengatakan imbal hasil yang didapat akan lebih menarik ketimbang di luar negeri, dan bank yang mem-pass on juga akan mendapat insentif.

Jika kebijakan tersebut sukses, dan eksportir menahan valuta asing lebih lama di dalam negeri, pasokan dolar AS akan bertambah dan rupiah akan lebih stabil bahkan berpeluang menguat.

Namun pada perdagangan Jumat (23/12/2022), rupiah berisiko tertekan sebab sentimen pelaku pasar sedang memburuk, terlihat dari bursa saham AS yang jeblok pada perdagangan Kamis waktu setempat.

Secara teknikal, rupiah dalam 4 hari terakhir bergerak tipis-tipis saja, sehingga belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. Rupiah kembali ke atas Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), yang bisa memberikan ruang penguatan selama tidak kembali ke atasnya.


Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun setelah mendekati wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.550/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.520/US$ – Rp 15.500/US$.

Sebaliknya resisten berada di kisaran Rp 15.600/US$ hingga Rp 15.620/US$ yang bisa menjadi penahan pelemahan rupiah.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts