Kas Cukup, GoTo Putuskan untuk Tidak IPO Internasional

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tidak melanjutkan aksi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) kedua di bursa saham luar negeri yang sebelumnya sudah diagendakan.

Read More

Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo mengatakan, hal tersebut dilakukan lantaran perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp 25,2 triliun pada tanggal 30 September 2023.

Selain itu, tingkat penggunaan bersih kas (net cash burn) juga berkurang 76% dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga GOTO memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dan mengeksekusi rencana saat ini.

“Manajemen GOTO juga mengumumkan bahwa tidak lagi berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) internasional, yang sebelumnya disampaikan pada prospektus IPO Perseroan serta telah disetujui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023,” tulis Jacky Lo, dalam siaran pers, dikutip Senin (30/10).

Apabila perseroan memutuskan untuk melaksanakan IPO internasional di masa yang akan datang, maka perseroan akan memintakan kembali persetujuan pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebelumnya, berdasarkan prospektus IPO, manajemen GOTO memang menyatakan perseroan berencana melakukan penawaran umum dan pencatatan di bursa efek yurisdiksi lain, sesuai dengan Pasal 32 POJK No. 22/2021, setelah IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai informasi, GOTO pertama kali IPO di BEI pada 11 April 2022. GOTO saat itu berencana untuk melakukan penawaran Internasional pada akhir tahun 2023, namun realisasi periode penawaran Internasional tersebut dikatakan bahwa akan bergantung pada kondisi pasar, kesiapan, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi kesuksesan penawaran Internasional ini.

Bursa yang diincar yakni tercatat di New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX) atau London Stock Exchange (LSE).

“Namun demikian, hal ini tunduk pada kondisi pasar dan persetujuan dari otoritas yang berwenang di yurisdiksi bursa efek di mana GOTO akan tercatat,” tulis prospektus IPO saat itu.

Rugi Turun

Dari sisi kinerja, manajemen GOTO menyatakan perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 10,51 triliun per September 2023, naik 32% dari pendapatan bersih di periode yang sama tahun lalu Rp 7,97 triliun.

Perseroan juga memangkas rugi bersih atribusi entitas induk hingga 53% per September 2023 menjadi Rp 9,55 triliun, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 20,32 triliun.

Manajemen GOTO menyatakan perseroan mampu mencatatkan perbaikan kuartalan atas rugi EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% year-on-year menjadi Rp 942 miliar, dari sebelumnya rugi EBITDA Rp 3,69 triliun di Q3-2022, yang didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha secara disiplin.

Di saat yang bersamaan, nilai transaksi bruto atau GTV (gross transaction value) Grup tumbuh 5% menjadi Rp 151,3 triliun dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat.

Sementara itu, GTV Grup turun 6% year-on-year, disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk. Pada saat yang bersamaan, jumlah konsumen profitabel dan kontribusi mereka terhadap GTV tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.

Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, mengatakan, GTV Grup telah kembali mencatatkan pertumbuhan positif setelah mencatatkan penurunan dua kuartal berurutan, didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand Services.

Hal ini disebabkan oleh strategi perseroan memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM) melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga (price conscious customers).

“Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang perseroan,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ini Alasan GOTO Tunjuk Patrick Jadi Bos Baru

(dpu/dpu)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts