Kasus Kraken Bikin Harga Bitcoin-Ethereum Cs Anjlok Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar aset kripto kembali terkoreksi pekan ini seiring kabar raksasa platform perdagangan kripto Kraken bakal menutup operasional staking kripto miliknya di Amerika Serikat (AS).

Read More

Berdasarkan data Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) merosot dari level psikologis US$22.000 sejak Kamis lalu. Hari ini, Sabtu (11/2), pukul 12.19 WIB, koin dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar tersebut turun 0,65% dalam 24 jam terakhir dan merosot 6,99% dalam sepekan.

Ethereum (ETH) juga ambles 7,94% dalam sepekan dan 1,46% dalam 24 jam terakhir.

Kinerja Aset Kripto dengan Market Cap Terbesar







Koin/Token

Harga (US$)

Kinerja 24 Jam (%)

Sepekan (%)

Bitcoin

21.692,78

-0,65

-6,99

Ethereum

1.519,85

-1,46

-7,94

Tether

1

0

0

BNB

307,33

0,64

-6,42

USD Coin

1

0,01

0,01

Sumber: Coinmarketcap.com

Sementara, token The Graph (GRT) menjadi top gainers dalam sepekan dengan melesat 62,22% ke US$0,159. Sedangkan token Fanthom (FTM) menjadi top losers dengan turun tajam 32,30%.

Sebelumnya, regulator pasar efek AS Securities and Exchange Commission (SEC) pada Kamis (9/2) lalu mengumumkan, program staking-as-service milik Kraken merupakan efek (securities) yang ilegal dan perusahaan harus menutup operasional program tersebut.

Kraken pun diwajibkan membayar denda US$30 juta akibat hal tersebut.

Informasi saja, staking adalah ketika investor kripto ‘mengunci’ aset kripto mereka dalam rentang waktu tertentu untuk berpartisipasi dalam proses validasi transaksi di blockchain.

Dengan staking, investor bisa menerima passive income tanpa harus menjual aset kripto mereka.

Adapun, staking service ala Kraken menawarkan investor kesempatan mendapatkan rewards dengan mendepositkan kripto mereka ke beragam protokol yang bisa menghasilkan imbal hasil tertentu.

Sejumlah kalangan berpendapat, BTC akan terkoreksi lagi dan menguji level support US$20 ribu dalam waktu dekat. Ini lantaran investor khawatir dengan data ketenagakerjaan AS yang kuat yang bisa membuat The Fed akan terus melanjutkan kebijakan moneter ketat ke depan.

Namun, beberapa lainnya percaya, koreksi harga ini hanya sementara, sebelum nantinya akan kembali melonjak ke depan. Mereka melihat ada kemiripan tren saat ini dan kisah tahun 2019 kala market lagi bearish.

“Apa yang kita alami sekarang tampaknya lebih mirip dengan aktivitas pasar yang menguat dan kemudian sideways yang cukup banyak menentukan masa-masa 2019,” tulis Direktur Pelaksana Emurgo Vineeth Bhuvanagiri kepada CoinDesk, sembari menyebut hal tersebut terjadi usai market crash sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jelang Keputusan The Fed, Bitcoin Cs Bergerak Variatif

(hsy/hsy)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts