penyebabsakit.com

Kebijkan BI Agresif, Masihkah Ekonomi RI Baik-Baik Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 basis points (bps) hanya dalam kurun waktu empat bulan. Kebijakan BI ini dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi nasional.

Sebagai catatan, kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 175 bps dalam kurun waktu empat bulan adalah yang paling agresif sejak 2005 atau 17 tahun terakhir.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

BI pertama kali menaikkan suku bunga acuan tahun ini pada Agustus yakni sebesar 25 bps. Bank sentral RI tersebut kemudian mengerek suku bunga acuan 50 bps selama tiga bulan beruntun yakni September-November 2022.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnusubroto mengatakan risiko terbesar dari kenaikan suku bunga secara agresif ada pada pertumbuhan ekonomi.

“Risiko terbesar dari kenaikan agresif adalah mengganggu pemulihan ekonomi,” tutur Rully, kepada CNBC Indonesia.





Rully memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 hanya akan menyentuh 4,4-4,7% (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut akan lebih rendah dibandingkan pada kuartal III-2022 yang tercatat 5,72%.

Dia menambahkan alasan utama dari kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada November adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BI kemudian lebih memilih kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk tetap menopang pertumbuhan di tengah kebijakan agresif moneternya. Salah satunya adalah dengan melanjutkan kebijakan down payment (DP) 0% guna mendorong sektor properti.

“Memang harus menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dengan stabilitas harga, termasuk nilai tukar,” imbuhnya.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan ekonomi Indonesia masih aman meskipun BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 bps karena memiliki fundamental yang kuat.

Dia menjelaskan kebijakan agresif BI adalah untuk mengimbangi kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Andry memperkirakan BI akan menurunkan kebijakan moneter agresifnya dalam waktu dekat.

Bank Mandiri memperkirakan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (B7DRR) akan berada di level 5,50%. Artinya, BI kemungkinan hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Desember mendatang.


“Mestinya masih aman (ekonomi Indonesia). Saya rasa habis ini BI akan nurunin pacenya,” tutur Andry.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version

} ?>