Kejutan Manis Buat Bos Sawit, Harga CPO Melonjak Nih

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menguat di tengah banyaknya sentimen negatif.

Read More

Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange menguat cukup tajam di sesi awal perdagangan Jumat (5/5/2023). Pada pukul 09:49 WIB, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 2,3% ke MYR 3.503 ton.
Perdagangan CPO tutup pada Kamis (4/5/2023) untuk memperingati Hari Waisak.

Penguatan pagi ini memperpanjang tren positif harga harga CPO yang juga menguat pada dua hari perdagangan sebelumnya dengan penguatan 2,6%.

Pada perdagangan Rabu (3/5/2023), harga CPO ditutup di posisi MYR 3.425 per ton. Harganya menguat 0,12%.


Harga CPO menguat di di tengah banyaknya sentimen negatif. Di antaranya adalah impor India yang anjlok, proyeksi melemahnya ekspor Malaysia, kebijakan Indonesia, serta kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS).

Reuters melaporkan impor CPO India ambruk 30% (month to month/mtm) pada April 2023 menjadi 508.000 ton. Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam 14 bulan terakhir.
Sebagai catatan, impor India pada maret tercatat 728.530 ton.

Impor India pada April juga jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata bulannya dalam lima bulan terakhir yakni 879.000.

India adalah importir terbesar CPO sehingga perkembangan di India akan sangat menentukan harga CPO.

Salah satu melandainya impor India adalah murahnya harga minyak bijih matahari di mana harganya rata-rata mencapai US$ 500 per ton.

“Impor jatuh karena pembeli beralih ke minyak saingannya karena perbedaan harga yang lebih besar,” tutur Rajesh Patel, managing partner GGN Research, dikutip dari Reuters.

Melemahnya impor India ini justru terjadi di tengah memadainya pasokan dari Indonesia dan Malaysia-dua produsen utama CPO dunia. Kondisi ini akan membuat pasokan global menumpuk sehingga harga bisa tertekan.

Ekspor CPO Malaysia diperkirakan anjlok 19,3% pada April menjadi 1,2 juta ton.

Nagaraj Meda, managing director TransGraph Consulting, menjelaskan keputusan Indonesia untuk memperbesar kran ekspor bisa meningkatkan pasokan CPO Malysia dan  menekan ekspor Malaysia.

Seperti diketahui, Indonesia merelaksasi ekspor CPO setelah mengurangi Domestik Market Obligation (DMO). Besaran DMO dilakukan pengurangan dari 450 ribu ton per bulan yang berlaku sampai akhir April 2023, kembali ke 300 ribu ton per bulan.

“Dengan keputusan Indonesia mengurangi kebijakan DMO, harga palm olein dari Indonesia kemungkinan akan lebih murah US$ 50-60 per ton dibandingkan Malaysia. Ini akan menekan ekspor Malaysia,” tutur Meda, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,0-5,25%.

The Fed juga belum memberi sinyal kapan akan memangkas suku bunga. Di sisi lain, ada krisis perbankan di AS serta persoalan plafon utang pemerintah AS yang juga menimbulkan kekhawatiran.

Faktor-faktor tersebut dikhawatirkan membuat ekonomi AS dan global lesu sehingga permintaan komoditas melandai.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Malaysia Ancam Larang Ekspor CPO ke Uni Eropa, RI Ikutan?

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts