Kok Dolar AS Tinggi Banget?

Jakarta, CNBC Indonesia – Hari ini, Senin (30/10/2023) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri rapat koordinasi dengan Penjabat Kepala Daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Dalam pertemuan tersebut Sri Mulyani menjelaskan kenapa dolar Amerika Serikat (AS) naik cukup tinggi sehingga membuat rupiah melemah.

Read More

“Kemarin banyak yang bertanya ke saya, “Kenapa nilai tukar US Dollar naik cukup tinggi?,” ungkap Sri Mulyani seperti dikutip dari akun Instagram.

“Hal ini juga yang saya jelaskan kepada para Pejabat Pimpinan Daerah dalam Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh Pak Tito Karnavian bersama jajaran Kemendagri siang ini,” jelasnya.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.22 WIB menguat sebesar 0,10% menjadi 106,67. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (27/10/2023) yang berada di angka 106,56.

Sri Mulyani menerangkan, situasi ini disebabkan oleh beberapa faktor terutama dari Amerika Serikat (AS). Defisit anggaran yang sangat lebar dialami pemerintah AS membuat penerbitan obligasi meningkat. Di samping itu inflasi masih tinggi yang mengakibatkan suku bunga acuan berpotensi naik di akhir tahun ini.

“Apa dampaknya? Fenomena ini menyebabkan maraknya penarikan US Dollar dari seluruh dunia untuk diinvestasikan kembali ke Amerika. Sehingga, index US Dollar menguat, sementara mata uang lain melemah,” ujarnya.




Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)

Tekanan juga bersumber dari wilayah lain, seperti Eropa yang belum sepenuhnya pulih. China juga tidak sesuai perkiraan, sehingga membuat banyak negara mitra dagang utama khawatir.

“Tak hanya Amerika, saat ini tekanan dari negara ekonomi terbesar lain seperti RRT dan Uni Eropa juga memberikan dampak kepada hampir seluruh negara di dunia, termasuk juga Indonesia,” imbuhnya.

Bagaimana dengan ekonomi Indonesia?

Sri Mulyani menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 mencapai 5,17%. Tren positif tersebut diharapkan masih berlanjut pada kuartal III dan IV dengan perekonomian. Meskipun masih di bawah target APBN yang sebesar 5%.

Inflasi per September 2023 secara tahunan (year on year (yoy) mencapai 2,28%, di bawah asumsi APBN yang sebesar 3,6%.




Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)

Nilai tukar rupiah kini tengah dalam tekanan yang besar, hingga nyaris menembus level Rp16.000 per dolar AS. Akan tetapi dilihat dari awal tahun, rupiah hanya terdepresiasi 1,35%. Secara rata-rata dari awal tahun 15.171 per dolar AS, sedikit di atas asumsi Rp14.800 per dolar AS.

“Situasi kita masih relatif baik jika dibandingkan negara lain. Ini karena APBN bekerja luar biasa keras sebagai shock absorber, sehingga tekanan yang berasal dari luar bisa kita redam dan tidak menghantam langsung masyarakat,” paparnya.

Suku bunga SBN 10 tahun dalam asumsi APBN ditetapkan 7,9%. Realisasinya per 24 Oktober sebesar 7,10% (eop) dan 6,59% (eop).

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price) tercatat US$90,1 per barel (eop) dan US$77,69 per barel. Produksi minyak sampai dengan September 608,6 rbph dan gas 954,5 rbsmph.




Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat koordinasi bersama Pejabat Pimpinan Daerah. (Instagram @smindrawati)

Realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) per September 2023 masih melanjutkan tren positif. APBN surplus sebesar Rp67,7 triliun atau 0,32% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sri Mulyani berharap turut serta membantu situasi perekonomian saat ini dengan mengoptimalkan anggaran yang sudah ada. “Saya harap Pemerintah Daerah juga mengoptimalkan APBD untuk mendukung langkah ekspansi ini. Kami di Kemenkeu akan selalu siap memberikan dukungan,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Mengukur Ketahanan Rupiah Terhadap Dolar AS

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts